ilustrasi pendidik pesantren (unsplash.com/rakadwiwicaksana)
Dewi mengatakan, dari rekam jejak sejarah, Sultan Muhammad Salahuddin dikenal sebagai tokoh pendidik Islam modern di tanah Bima, dengan membangun 60 sekolah yang tersebar di wilayah Bima hingga hari ini.
Kemudian memberikan beasiswa kepada pelajar yang berprestasi untuk belajar ke Makasar, Pulau Jawa bahkan ada yang di kirim hingga ke timur tengah. Ia juga dikenal sebagai tokoh yang terbuka, tidak memandang suku dan ras, seperti mendatangkan guru-guru nasrani di Bima.
Selain itu, kebijakan Sultan yang tak kalah berkesan ialah menyelamatkan harkat dan martabat perempuan Bima dari nikah paksa pada massa penjajahan Jepang dengan kebijakan Nika Baronta.
"Sehingga dalam catatan sejarah, hanya perempuan Bima yang tidak dinikahi paksa oleh Jepang selama melakukan penjajahan di wilayah Asia Tenggara," pungkasnya.
Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Daerah, Suryadin yang dikonfirmasi membenarkan Sultan Muhammad Salahuddin akan dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.
"Informasinya begitu, untuk detailnya saya akan konfirmasi dulu dengan Kepala Dinsos Bima," ucapnya.
Diketahui, Sultan Muhammad Salahuddin akan bersanding dengan sejumlah tokoh nasional lain yang juga diusulkan, seperti Presiden ke-2 RI Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan aktivis buruh perempuan legendaris asal Nganjuk, Marsinah.