Terkuak, Kendala Pembangunan SDN 3 Bukit Tinggi selama 4 Tahun

Pemda Lobar dinilai lamban ajukan proses pembayaran lahan

Lombok Barat, IDN Times - Pihak kontraktor pembangunan Bendungan Meninting menjelaskan lambatnya proses pembangunan bangunan gedung SDN 3 Bukit Tinggi di Lombok Barat Nusa Tenggara Barat (NTB). Bangunan gedung sekolah yang tergusur pembangunan bendungan sejak 2019 silam. 

Selama hampir 4 tahun berlangsung proses pembangunan gedung SDN belum terealisasi. 

Hafifuddin, selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Bendungan Meninting menyebutkan, kendala sebenarnya ada pada proses pembayaran lahan. 

Proses pembayaran seluas 1.100 meter persegi yang dilakukan dua pihak antara Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan pihak kontraktor Bendungan Meninting sempat terkendala pemberkasan.

1. Kelengkapan berkas lamban

Terkuak, Kendala Pembangunan SDN 3 Bukit Tinggi selama 4 TahunPejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Tanah di Bendungan Meninting, Hafifuddin (IDN Times/Ahmad Viqi)

Afif menjelaskan bahwa, kendala yang dihadapi PPK Tanah Bendungan Meninting selama proses penyelesaian sengketa lahan milik SDN 3 Bukit Tinggi adalah soal pemberkasan pembayaran lahan.

“Kendala kemarin mungkin dari kelengkapan berkas saja. Kami telat terima dari Pemda Lombok Barat,” kata Afif, Sabtu (23/4/2022).

Dia menyebutkan, terakhir menerima kelengkapan berkas proses pembayaran lahan dari Pemda Lombok Barat pada bulan Juli tahun 2021. Padahal kata Afif pihak Bendungan telah mengajukan proses pembayaran lahan jauh sebelum itu.

“Kami sudah usulkan. Akhirnya, pembayaran lahan bergeser ke bulan Agustus dan September 2021 lalu,” jelas Afif.

Baca Juga: Parah! Kerusakan Hutan di NTB Capai 200 Hektare Tiap Tahun

2. Lahan SDN 3 Bukit Tinggi dibayar Rp1,4 miliar

Terkuak, Kendala Pembangunan SDN 3 Bukit Tinggi selama 4 TahunSekolah darurat SDN 3 Bukit Tinggi di Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat (IDN Times/Ahmad Viqi)

Seperti diketahui, pihak kontraktor membeli lahan di lokasi SDN 3 Bukit Tinggi dari pemda seluas 1.100 meter persegi seharga Rp1,4 miliar. Mereka pun berjanji membangunkan gedung SDN 3 di lokasi lain anara Dusun Murpadang dan Murpeji Desa Bukit Tinggi.

“Jadi kami sudah ganti lahannya seluas 1.500 meter persegi. Kami sudah bayar senilai Rp600 juta. Nah, sisanya akan dibangun sekolah baru senilai Rp800 juta dengan tiga ruang belajar,” jelasnya.

Selain itu, PPK Bendungan Meninting L M Asgar juga menyebutkan persoalan desain juga jadi penyebab molornya pembangunan. Pemda Lombok Barat meminta adanya penambahan fasilitas dari bangunan SDN 3 Bukit Tinggi. 

“Kenapa agak molor kemarin juga sudah kita sediakan gambarnya. Tapi dari Pemda Lombok Barat mengajukan beberapa permintaan dari Dikbud terkait ada penambahan fasilitas,” kata Asgar.

Proses survei kondisi topografi lokasi tanah tempat akan dibangun gedung baru SDN 3 Bukit Tinggi juga menjadi kendala. Pasalnya, proses pengadaan lahan baru dilihat dari topografinya tidak terlalu memadai. 

“Makanya  Dikbud minta sekolah ini ramah disabilitas, warna catnya dirubah dulunya,” kata Asgar.

3. Renovasi sekolah darurat dilakukan setelah lebaran

Terkuak, Kendala Pembangunan SDN 3 Bukit Tinggi selama 4 TahunJalan terjal menuju SDN 3 Bukit Tinggi di Dusun Murpadang (IDN Times/Ahmad Viqi)

Terbaru ini, Gubernur NTB Zulkieflimansyah meninjau langsung ke lokasi pembangunan sekolah. Pihak Bendungan pun melakukan proses renovasi gedung SDN 3 Bukit Tinggi sesuai permintaan pihak sekolah.

“Paling tidak selesai lebaran ini lah kita kerjakan. Mudahan segera selesai. Selesai bulan puasa ini kita akan datangkan alat. Ini kan prosesnya agak panjang,” katanya.

Pemilik lahan sekolah darurat SDN 3 Bukit Tinggi dari warga Dusun Murpadang Abdul Said (47) mengaku senang, ruang kelas darurat di halaman rumahnya bakal direnovasi.

Abdul mengaku luas lahan yang digunakan untuk renovasi sekolah sementara, berukuran 6 meter kali 6 meter persegi. Total lahan yang digunakan untuk renovasi capai sekitar 200 meter persegi.

“Jadi ini baru ada tiga ruang kelas. Kami minta agar lahan sisanya itu bisa diratakan agar siswa lebih nyaman belajar. Karena posisi lahan ini juga kan berada lebih atas dari pemukiman rumah warga,” pungkas Abdul.

Baca Juga: Parah! Kerusakan Hutan di NTB Capai 200 Hektare Tiap Tahun

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya