Bocah Lombok yang Hilang 1,5 Tahun Sempat Menetap di Jawa Tengah

Faris merantau ke luar Pulau Lombok bersama tetangganya

Lombok Tengah, IDN Times - Pada September 2020 lalu, usia Moh Faris Alga baru tujuh tahun. Faris tiba-tiba hilang dari kediaman kakek dan neneknya di Dusun Selak Desa Kidang Kecamatan Praya Timur Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. 

Siswa yang masih duduk di kelas 3 SDN Peras Desa Kidang ini membuat heboh warga sekampung. Kakeknya, Amak Merok (60) sangat khawatir dan pasrah. Dia sudah berusaha mencari ke mana-mana selam 17 bulan ini, namun cucu kesayangannya itu tak juga ditemukan.

"Saya nangis, sedih sekali. Hampir semua warga ikut mencari," kata Merok kepada IDN Times, Senin (10/1/2022) di kediamannya.

1. Faris ditinggal nikah ibunya

Bocah Lombok yang Hilang 1,5 Tahun Sempat Menetap di Jawa TengahFaris hilang 17 bulan di Lombok IDN Times/Ahmad Viqi

Sejak usia 3 tahun, Faris ditinggal menikah oleh ibunya setelah resmi bercerai dengan ayah Faris. Sejak saat itu, Faris tinggal dan diasuh oleh neneknya Inak Jumani dan kakeknya, Amak Merok.

Sebelum hilang, kata Amak Merok, Faris kerap bermain ke kebun milik warga. Faris juga mencari kayu bakar untuk neneknya di kebun warga.

"Saya kira dia pergi ke kebun tetangga. Kita enggak khawatir awalnya. Tapi setelah malam tiba, kok enggak pulang-pulang," kata Amak Merok.

Warga Dusun Selak Desa Kidang gempar dengan kehilangan Faris. Mereka mengira bahwa Faris telah menjadi korban penculikan anak.

"Sampai ribut waktu itu," kata Merok.

2. Keluarga Faris pasrah

Bocah Lombok yang Hilang 1,5 Tahun Sempat Menetap di Jawa TengahKepala Dusun Selak Rahman IDN Times/Ahmad Viqi

Kabar hilangnya Faris sejak tahun 2020 lalu hampir membuat ibu dan kakek neneknya pasrah. Bahkan keluarga Faris sempat meminta bantuan belian atau dukun untuk menemukan Faris.

Tiga bulan tak kunjung pulang, ada kabar tentang Faris dibawa oleh laki-laki bernama Narep (30), tetangga Dusun Amak Merok. Narep juga tak kunjung pulang semenjak mengajak Faris untuk bermain-main. 

"Narep ini kita tahu memang dia kurang normal alias stress. Makanya sering main sama anak-anak di sini," kata Kepala Dusun Selak Desa Kidang Rahman kepada IDN Times.

Sebelum dibawa pergi oleh Narep kata Rahman, Faris sempat meninggalkan satu nomor telepon yang dia tulis di kamarnya bersama Narep. 

Awalnya kata Rahman, nomor telepon itu coba dia hubungi namun tak mendapatkan respon. Namun setelah beberapa kali ditelepon Kadus Selak, pemilik nomor pun akhirnya menjawab pertanyaan Rahman.

"Memang benar, ada Narep katanya di Bondowoso, Jawa Tengah. Tapi orang itu tidak mengaku bahwa Narep bersama Faris," ujarnya.

Baca Juga: Tak Perlu ke Cappadocia, di Lombok juga Ada Balon Udara Ala-ala 

3. Sempat dipekerjakan sebagai petani

Bocah Lombok yang Hilang 1,5 Tahun Sempat Menetap di Jawa TengahKakek Faris anak hilang 17 bulan Merok IDN Times/Ahmad Viqi

17 bulan hilang dan tak mendapat kabar keberadaan Faris. Keluarga Faris akhirnya mendapat telepon dari Brigadir Safi'i Apriadi saat melaksanakan tugas PAM di KEK Mandalika.

Pada hari Kamis malam sekitar pukul 19.00 WITA, Rahman mendapatkan telepon tentang keberadaan Moh Faris Alga. Kata Rahman, Faris ditemukan sedang terbaring lemas bersama seorang laki-laki yakni Narep di pinggir Sirkuit Pertamina Mandalika. 

Rahman bercerita bahwa, Jumat malam (7/1/2022) Brigadir Safi'i berhasil membawa Faris bersama Narep pulang ke Desa Kidang. Warga dusun Selak pun menyambut kepulangan Faris, bocah yang hilang selama 17 bulan tersebut.

"Saya bersyukur dia pulang dalam keadaan sehat," kata Merok. 

Faris pun bercerita bahwa saat berada di Bondowoso, dia sempat bekerja bersama Narep sebagai penjual sayur dan menjadi petani. Bahkan sedihnya lagi, ujar Rahman, Faris dibawa Narep ke Bondowoso berjalan kaki sampai naik truk.

4. Lupa bahasa Sasak

Bocah Lombok yang Hilang 1,5 Tahun Sempat Menetap di Jawa TengahRahman kepala Dusun Selak Desa Kidang IDN Times/Ahmad Viqi

Setalah pulang bersama Narep usai ditemukan di Sirkuit Pertamina Mandalika, Faris tenyata lupa dengan dialek dan logat bahasa Dusun Selak Desa Kidang. Bahkan sekarang, ujar kakeknya, Faris meminta makan saja harus menggunakan bahasa Indonesia.

"Mungkin ini efek selama berada di Jawa Tengah. Tadi saya bicara bahasa Sasak saja dia bengong," kata Merok. 

Kini Faris sudah berada di kediaman kakeknya dengan kondisi selamat. Rahman bersama pihak Desa Kidang pun meminta agar para orang tua menjaga anaknya. Agar hal serupa tidak terjadi lagi. Untuk Narep sendiri pun tidak dilaporkan ke pihak kepolisian karena dalam kondisi tidak waras. 

"Kami sudah selesaikan secara kekeluargaan," ujar Rahman menutup.

Baca Juga: 1,5 Tahun Hilang, Bocah ini Ditemukan Lemas di Sirkuit Mandalika

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya