Kegagalan adalah bagian tak terelakkan dalam kehidupan. Ia hadir dalam berbagai bentuk, gagal dalam hubungan, karier, pendidikan, bahkan dalam impian yang paling kamu yakini. Namun, yang membedakan setiap orang dalam menghadapi kegagalan bukanlah seberapa besar masalahnya, melainkan bagaimana cara mereka menanggapinya. Di sinilah optimisme memainkan peran krusial, bukan untuk menyangkal kegagalan, tapi untuk menyalakan harapan di tengah kekecewaan.
Optimisme bukanlah sikap naif yang mengabaikan realitas, melainkan kemampuan untuk percaya bahwa sesuatu yang baik masih bisa terjadi meski kenyataan saat ini mengecewakan. Sejumlah penelitian psikologi positif menunjukkan bahwa individu dengan sikap optimis memiliki daya lenting (resiliensi) lebih tinggi, dan lebih cepat bangkit setelah kegagalan.
Berikut 5 alasan penting mengapa optimisme layak dilatih dan dipertahankan saat kamu menghadapi titik terendah dalam hidup.