4 Mahasiswa Universitas Mataram Dikirim ke Eropa untuk Belajar Ilmu Peternakan

- Empat mahasiswa Unram belajar tentang penyamakan kulit di Eropa
- Mereka menjalani pelatihan intensif di Italia, Yunani, dan Turki selama 1,5 bulan
- Program ini mendukung visi Gubernur NTB dalam pengembangan industri penyamakan kulit dan destinasi wisata internasional yang berkelanjutan
Mataram, IDN Times - Fakultas Peternakan Universitas Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat, kembali mengambil langkah besar. Empat mahasiswa diberangkatkan ke tiga universitas terkemuka di Eropa untuk mengikuti pelatihan penyamakan kulit berbasis ramah lingkungan dan ekonomi sirkular.
Keempat mahasiswa tersebut adalah Budi Ratnasari, Zarra Naomi Angel, Fathan Rosyid, dan Muhammad Rizkiyan. Pengiriman empat mahasiswa ini dalam rangka meneguhkan pencapaian visi unggul di bidang ilmu dan teknologi peternakan berbasis riset dan berdaya saing internasional 2025.
1. Menjalani pelatihan intensif pada tiga universitas di Italia, Yunani dan Turki

Mereka akan menjalani program pelatihan intensif selama kurang lebih 1,5 bulan mulai 14 Juni hingga 27 Juli 2025. Negara tujuan meliputi Italia, Yunani, dan Turki. Dengan lokasi pelatihan masing-masing di Universita di Pisa Italia, National Technical University of Athens Yunani dan Ege University Turki.
Dekan Fakultas Peternakan Unram Prof. Muhamad Ali, Ph.D mengungkapkan bahwa program ini merupakan bentuk konkret kolaborasi internasional dalam bidang pendidikan tinggi. Khususnya dalam peningkatan kompetensi mahasiswa pada industri kulit yang berwawasan lingkungan.
"Selama mengikuti kegiatan magang, para mahasiswa dapat menyerap pengetahuan dan pengalaman baik terkait pengolahan kulit maupun cara belajar mahasiswa di perguruan tinggi tujuan," kata Prof. Ali di Mataram, Jumat (13/6/2025).
Selain ilmu teknis, kegiatan ini juga diharapkan memperkaya pengalaman mahasiswa dalam memahami sistem pendidikan tinggi dan budaya kerja di Eropa. Tak hanya mahasiswa, Fakultas Peternakan Unram juga akan memberangkatkan dosen dan pengurus fakultas ke Universitas Pisa guna memperluas kerja sama internasional dan meninjau model kolaborasi antara dunia kampus, industri, dan usaha yang telah terbangun kuat di Eropa. Setelah sebelumnya, pengiriman dosen juga dilakukan ke NTUA di Yunani dan Ege University di Turki.
2. Mendukung visi Gubernur dan Wakil Gubernur NTB

Dia mengatakan program ini turut mendukung visi besar Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, dan Wakil Gubernur Indah Dhamayanti Putri, khususnya dalam upaya menjadikan NTB sebagai destinasi wisata kelas dunia. Melalui penguatan produk lokal, termasuk kerajinan kulit yang bernilai jual tinggi dan diminati wisatawan mancanegara.
"Upaya ini juga menjadi bagian program mendukung program kerja prioritas Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat Dr. L. Muhamad Iqbal untuk menghasilkan aneka produk dan kerajinan yang diminati wisatawan untuk mewujudkan Wisata Mendunia di NTB," ujar Prof Ali.
Salah satu isu strategis yang menjadi prioritas dalam lima tahun kepemimpinan Iqbal-Dinda yakni pengembangan destinasi wisata internasional yang berkelanjutan. Iqbal-Dinda juga menekankan pentingnya pembangunan kualitas sumber daya manusia yang unggul, produktif, dan kompetitif, khususnya melalui peningkatan mutu pendidikan tinggi yang mampu menembus persaingan global.
3. Langkah awal pengembangan industri penyamakan kulit di NTB

Ketua Tim Mahasiswa, Fathan Rosyid, mengungkapkan rasa syukur dan bangganya bisa mewakili Unram dalam program bergengsi ini. Program ini merupakan langkah awal bagi pengembangan industri penyamakan kulit di NTB.
"Kami berharap bisa membawa pulang ilmu dan pengalaman yang dapat diaplikasikan di daerah, serta membawa nama baik NTB dan Unram di kancah internasional,” harapnya.
Fathan juga mengatakan kegiatan ini sejalan dengan misi Fakultas Peternakan Unram untuk mengembangkan bidang keilmuan yang memiliki dampak langsung terhadap pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Program ini sangat baik untuk mahasiswa. Kami benar-benar mendapat kesempatan emas untuk belajar langsung dari negara-negara yang industri kulitnya sudah maju,” kata Fathan.