Ketua Satgas MBG Provinsi NTB Ahsanul Khalik. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Khalik menyebutkan dari 379 SPPG yang aktif beroperasi berdasarkan progres per tanggal 21 Oktober 2025, sampai dengan Rabu, 29 Oktober 2025, sebanyak 350 dapur MBG atau 92,3 persen telah mengajukan sertifikasi SLHS ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota di NTB.
Sedangkan 29 SPPG baru operasional dan sedang proses persiapan pengajuan SLHS. Dari jumlah tersebut, 127 dapur MBG atau 33,5 persen telah memperoleh sertifikat SLHS, dan 202 dapur MBG atau 53,3 persen telah dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL).
Dari dapur yang sudah inspeksi IKL tersebut, 108 dapur arau 28,5 persen dari total keseluruhan dinyatakan memenuhi seluruh persyaratan kelayakan, dan yang belum memenuhi persyaratan terus diminta untuk melakukan perbaikan dan memenuhi persyaratannya.
Selain itu, 183 dapur atau 48,3 persen telah menjalani uji laboratorium terhadap bahan pangan, air, dan hasil olahan untuk memastikan keamanan konsumsi penerima manfaat. Sementara itu, sebanyak 4.383 penjamah pangan telah mengikuti pelatihan keamanan pangan. Rata-rata setiap dapur kini memiliki 10–12 tenaga terlatih, yang memahami tata cara pengolahan makanan bergizi yang aman, bersih, dan higienis.
Khalik menyampaikan bahwa capaian ini merupakan hasil kerja bersama lintas sektor, terutama dukungan dan kesigapan Dinas Kesehatan Provinsi NTB serta Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang terus melakukan pembinaan dan verifikasi lapangan.
“Capaian sertifikasi dan kelayakan dapur MBG ini tidak bisa dilepaskan dari kerja keras teman-teman di Dinas Kesehatan yang setiap hari turun ke lapangan melakukan pembinaan, pemeriksaan laboratorium, dan memastikan seluruh dapur memenuhi standar nasional keamanan pangan,” ujar Khalik di Mataram, Kamis (30/10/2025).