Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi helikopter Caracal TNI AU. (IDN Times/Istimewa)
Ilustrasi helikopter Caracal TNI AU. (IDN Times/Istimewa)

Mataram, IDN Times - Tim SAR sudah mendapatkan kepastian lokasi pendaki Brasil inisial JDSP alias Juliana (27) yang jatuh di jalur menuju puncak Gunung Rinjani. Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal langsung memerintahkan agar dilakukan percepatan evakuasi melalui jalur udara menggunakan helikopter khusus.

"Kesiapan ada tiga heli dengan spesifikasi airlifter (pengangkutan melalui jalur udara) untuk melakukan operasi evakuasi tersebut," kata Iqbal, Selasa (24/6/2025).

1. Helikopter disiapkan Mabes TNI bersama Basarnas

Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Iqbal menjelaskan helikopter pertama disiapkan oleh Mabes TNI bersama Basarnas yang akan tiba hari ini, Selasa (24/6/2025) sekitar pukul 14.00 WITA di Bandara Internasional Lombok. Kemudian satu helikopter lainnya berspesifikasi Medivac (medical evacuation) disediakan pihak asuransi yang sudah berada terlebih dahulu di Bandara Lombok.

"Satu helikopter lainnya milik PT AMNT (Amman Mineral Nusa Tenggara) berspesifikasi airlifter juga dalam posisi siaga di Sumbawa Barat," terangnya.

2. Gubernur meminta evakuasi melalui jalur udara

Proses evakuasi pendaki Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani. (dok. SAR Mataram)

Iqbal meminta evakuasi korban dilakukan melalui jalur udara karena cuaca yang sangat tidak bersahabat. Selain itu, lokasi korban yang mencapai kedalaman sekitar 500 meter sangat membahayakan untuk dilakukan evakuasi secara manual.

"Segala upaya akan kita lakukan untuk penyelamatan cepat," terang eks Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) ini.

3. Korban terdeteksi drone pada kedalaman 500 meter

Tim SAR gabungan melakukan proses evakuasi pendaki Brasil yang jatuh di jalur puncak Gunung Rinjani, Senin (23/6/2025). (dok. SAR Mataram)

Terpisah, Asisten II Setda NTB Lalu Moh Faozal mengatakan, pagi ini sudah berkomunikasi dengan sejumlah pihak. Saat ini tengah dicek menggunakan drone untuk posisi pendaki yang jatuh ke jurang.

"Sedang dipastikan koordinatnya. Sesuai arahan Pak Gubernur secepat mungkin evaluasi dilakukan," katanya singkat.

Pada Senin (23/6/2025), drone yang dilengkapi detektor panas (thermal) berhasil mendeteksi lokasi akhir korban di kedalaman tebing sekitar 500 meter.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Yarman menambahkan bahwa Tim SAR gabungan terus melanjutkan proses evakuasi terhadap korban yang jatuh di tebing sekitar Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Rinjani. Pada Senin (24/6/2025) pukul 06.30 WITA, korban berhasil terpantau menggunakan drone, dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter dan secara visual dalam keadaan tidak bergerak.

Dua personel rescue diturunkan untuk menjangkau lokasi korban dan mengecek titik pembuatan anchor kedua di kedalaman sekitar 350 meter. Namun, setelah observasi, ditemukan dua overhang besar sebelum bisa menjangkau korban membuat pemasangan anchor tidak memungkinkan, Tim rescue harus melakukan climbing untuk bisa menjangkau korban.

Editorial Team