Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20251125_113922_518.jpg
Pertemuan Gubernur NTB, Gubernur Bali dan Gubernur NTT membahas kerjasama sektor pariwisata, konektivitas, energi, perdagangan, dan ekspor impor di kawasan Sirkuit Mandalika, Selasa (25/11/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Tiga Gubernur di Provinsi Sunda Kecil yaitu Bali, NTB dan NTB berjanji memperjuangkan harga tiket pesawat yang lebih murah ke destinasi-destinasi wisata di daerah tersebut. Saat ini, harga tiket pesawat menuju destinasi wisata di Bali, NTB dan NTT dinilai masih sangat mahal.

Seperti harga tiket pesawat Lombok - Denpasar Bali di atas Rp1 juta, jauh lebih mahal dibandingkan rute Lombok - Surabaya yang hanya sekitar Rp800 ribu. Begitu juga harga tiket pesawat rute Lombok-Labuhan Bajo NTT yang mencapai Rp1,8 juta.

Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal mengatakan ketiga provinsi telah menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) Kerjasama Regional Bali, NTB dan NTT. Salah satu bidang yang dikerjasamakan adalah pengembangan sektor pariwisata.

"Harga tiket mahal, harusnya dengan yang maju bertiga (tiga gubernur) ngomong ke airlines, pasti akan lebih mengena," kata Iqbal usai penandatanganan MoU Kerjasama Bali, NTB dan NTT di Kawasan Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Selasa (25/11/2025).

Persoalan mahalnya harga tiket pesawat memang menjadi keluhan masyarakat. Sehingga, dengan adanya kerjasama antara tiga provinsi, persoalan ini diharapkan segera teratasi dengan berbicara dengan maskapai dan pemerintah pusat.

1. Buka konektivitas pariwisata baru

Ilustrasi wisatawan mancanegara di Gili Trawangan Lombok Utara. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dalam pertemuan yang digelar di VIP Royal Box Sirkuit Mandalika, Iqbal mengatakan bahwa ketiga gubernur telah menugaskan Kepala Dinas Perhubungan untuk mengidentifikasi pembukaan konektivitas menuju destinasi wisata di tiga wilayah. Baik konektivitas moda transportasi udara, darat dan laut.

"Masing-masing kepala daerah akan mempermudah proses perizinannya," tutur Iqbal.

Iqbal menyebutkan seperti pembukaan rute kapal cepat Mandalika - Sanur Bali dan Sanur - Senggigi Lombok Barat. Dalam waktu dekat jalur kapal cepat ini akan segera terealisasi.

"Begitu juga nanti dari Lombok langsung ke NTT akan dibuka konektivitasnya baik jalur udara maupun laut," kata dia.

2. Bersama-sama gedor pemerintah pusat

Pertemuan Gubernur NTB, Gubernur Bali dan Gubernur NTT membahas kerjasama sektor pariwisata, konektivitas, energi, perdagangan, dan ekspor impor di kawasan Sirkuit Mandalika, Selasa (25/11/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Terkait rencana pembukaan konektivitas baru di tiga wilayah masih dilakukan identifikasi oleh masing-masing-masing Dinas Perhubungan. Dari hasil identifikasi tersebut nantinya akan diketahui persoalan yang dihadapi di lapangan.

Sehingga, jika ada persoalan yang menjadi hambatan maka ketiga kepala daerah akan menggedor pemerintah pusat. "Kalau ada persoalan kami bertiga akan sama-sama ngomong ke pemerintah pusat. Tidak lagi sendiri-sendiri," tandasnya.

3. Tiga gubernur sepakati lima bidang kerjasama

Kawasan The Golo Mori Manggarai Barat, NTT. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dalam MoU yang telah ditandatangani Gubernur NTB, Gubernur Bali dan Gubernur NTT disepakati lima bidang kerjasama. Yaitu pariwisata, energi, konektivitas, perdagangan dan ekspor impor. Setelah penandatanganan MoU di Lombok pada hari ini, selanjutnya akan ditindaklanjuti penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada 22 Desember mendatang di Labuhan Bajo NTT.

Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan tiga daerah ini dulunya masuk Sunda Kecil. Menurutnya, kerjasama antara ketiga provinsi ini sangat baik untuk pengembangan ekonomi wilayah.

"Ini skema pengembangan ekonomi wilayah yang sangat baik di tiga provinsi ini. Yang menarik tiga gubernur dari partai berbeda tapi kompak luar biasa. Untuk rakyat dan daerah kita tidak mengenal partai," kata dia.

Sementara, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan bahwa kerjasama ini akan menguntungkan tiga provinsi. Dia mengungkapkan respons pemerintah pusat terkait kerjasama regional Bali, NTB dan NTT cukup bagus.

"Kita menyiasati kondisi saat ini sesuai potensi daerah. NTB, NTT dan Bali sebagai daerah pariwisata dan industri pengolahan. Itu yang kita perkuat," ujarnya.

Editorial Team