Ilustrasi makan bergizi gratis. (dok. Istimewa)
Dia menambahkan bahwa penanganan medis bagi penderita dilakukan melalui penatalaksanaan medis cepat dengan rehidrasi oral atau intravena untuk mencegah dehidrasi. Sebagai Langkah lanjutan, diperlukan edukasi ke masyarakat yang lebih masif mengenai kebersihan pangan, cara penyimpanan dan pengolahan makanan yang benar.
Pengawasan keamanan pangan juga harus diperketat pada kegiatan massal atau penjamuan yang melibatkan banyak orang. Sebagai catatan, kata Fikri, setiap SPPG harus dipastikan menyiapkan sendok makan agar higienitas lebih terjamin. Selain itu, penerima manfaat juga sebaiknya dapat melengkapi sarana CTPS yang proposional, lengkap dengan sabun, sesuai jumlah siswa.
Ketua Satgas MBG Provinsi NTB Ahsanul Khalik menyebutkan realisasi program MBG di NTB sudah mencapai 47 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata nasional yang baru mencapai 27–28 persen. Sampai 15 September 2025, dari total kebutuhan 623 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), sudah beroperasi 269 SPPG aktif yang melayani 862.734 penerima manfaat. Atau capaiannya setara dengan 47 persen dari total sasaran 1.850.501 jiwa.
Dia mengatakan masih terdapat 987.767 jiwa atau 53 persen sasaran program MBG yang belum terlayani. Hal ini menjadi fokus percepatan pemerintah daerah melalui Satgas MBG bersama Badan Gizi Nasional Regional NTB. Penerima manfaat MBG di NTB berasal dari berbagai kelompok baik peserta didik maupun non-peserta didik.
Dia merincikan peserta didik dan non peserta didik yang sudah mendapatkan program MBG di NTB. Untuk peserta didik dengan rincian Balita 35.510 orang, PAUD 28.872 orang, RA 12.497 orang, TK 47.616 orang, SD 1–3 sebanyak 160.813 orang, SD 4–6 sebanyak 154.435 orang, MI 1–3 sebanyak 29.043 orang, MI 4–6 sebanyak 28.002 orang, SMP 116.996 orang, MTs 63.838 orang, SMA 46.218 orang, SMK 33.995 orang, MA 27.006 orang, SLB 1.483 orang, dan Ponpes sebanyak 2.148 orang.
Sedangkan non peserta didik yang sudah mendapatkan program MBG, terdiri dari PKBM 941 orang, ibu hamil 6.225 orang dan ibu menyusui sebanyak 13.355 orang. Sehingga total penerima manfaat telah mencapai 862.734 orang atau 47 persen dari target.
Staf Ahli Gubernur Bidang Sosial dan Kemasyarakatan itu juga menyebutkan realisasi jumlah SPPG aktif dibandingkan dengan kebutuhan di setiap kabupaten/kota. Dengan rincian sebagai berikut Lombok Barat 38 dari 82 SPPG, Lombok Tengah 50 dari 127 SPPG, Lombok Timur 93 dari 159 SPPG.
Selanjutnya Sumbawa 10 dari 51 SPPG, Dompu 8 dari 34 SPPG, Bima 14 dari 59 SPPG, Sumbawa Barat 4 dari 17 SPPG, Lombok Utara 10 dari 28 SPPG, Kota Mataram 26 dari 47 SPPG dan Kota Bima 16 dari 19 SPPG. Selain itu, terdapat 278 titik calon SPPG yang sedang dalam tahap verifikasi. Kemudian 279 titik calon SPPG dalam tahap persiapan di portal resmi BGN.