Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

127 Sapi yang Mati Akibat PMK di Lombok Timur Diganti oleh Pemerintah

Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Lotim

Lombok Timur, IDN Times - Sebanyak 127 ekor sapi ternak di Lombok Timur yang mati akibat terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mendapatkan pengganti dari Kementerian Pertanian Melalui Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan.
 
Bupati Lombok Timur H.M Sukiman Azmy menyampaikan dari 132 jumlah sapi ternak yang mati akibat PMK di Lombok Timur, yang dapat pengganti hanya sebanyak 127 ekor saja. Sementara untuk 5 ekor sapi lainnya akan diberikan pengganti oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur.

"Untuk 5 peternak yang tidak bisa mendapatkan bantuan dari kementerian, Pemda Lombok Timur siap memberikan dana penggantiannya dengan catatan sapinya benar-benar terbukti mati karena PMK," terang Sukiman.

1. Uang pengganti disarankan untuk beli sapi

Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Lotim

Diharapakan para peternak yang mendapatkan pengganti tersebut bisa memanfaatkan uangnya dengan baik, yaitu dengan membeli sapi kembali. Terlebih kasus PMK di NTB khususnya di Lombok Timur sudah tidak ditemukan lagi.

Selain itu, hal yang paling penting ialah melakukan vaksinasi terhadap sapi ternak untuk mencegah adanya sapi yang terjangkit virus PMK kembali.

"Vaksinasi PMK ini bisa mencegah terjangkitnya sapi ternak jadi vaksinasi ini sama pentingnya dengan vaksinasi COVID-19 pada manusia," ungkapnya.

2. Kendala vaksinasi PMK di Lombok Timur

protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Lotim

Disebutkan pelaksanaan vaksinasi sapi ternak di Lombok Timur menghadapi sejumlah kendala. Di antaranya ialah pelaksanaan vaksinasi dilakukan dari rumah ke rumah dan banyaknya peternak yang menolak sapinya untuk divaksin dengan berbagai alasan seperti sapi bunting.

Selain itu, kendala lainnya untuk pemberian vaksinasi ialah banyaknya peternak yang menggunakan sistem peternakan dengan melepas sapi di savana di sejumlah perbukitan, seperti yang ada di Kecamatan Sembalun dan Sambelia. Sehingga hal menyebabkan tim vaksinator kesulitan untuk menjangkau lokasi pemeliharaan sapi.
 
"Kami berharap tahun 2023 ini, target 160 ribu lebih sapi untuk divaksinasi dapat terpenuhi semuanya, dalam rangka pengendalian dan penanggulangan PMK secara nasional," tegas Sukiman.

3. Vaksinasi diharapkan terus berjalan selama tiga tahun kedepan

protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Lotim

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Makmun mengatakan meski daerah NTB khususnya di Lombok Timur sudah tidak ada lagi kasus PMK, akan tetapi vaksinasi kepada hewan ternak harus tetap dilakukan selama tiga tahun kedepan. Hal itu untuk memastikan di Indonesia benar-benar tidak ada lagi virus PMK.

"Hal itu harus dilaksanakan melalui kolaborasi seluruh elemen yang terkait," katanya.

Dalam kesempatan itu, ia berharap para peternakan juga bisa terintegrasi dengan memanfaatkan kotoran hewan sebagai pupuk pertanian. Diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak sekaligus petani. 

Diingatkan agar peternak bisa memperhatikan lalu lintas ternak untuk mengantisipasi kemunculan virus baru. Sehingga ia berharap peternak membeli ternak di dalam wilayah NTB.

"Kami sangat mengapresiasi adanya program Lombok Timur Berkembang yang di luncurkan oleh Pemkab Lombok Timur beberapa tahun terakhir ini dan rencananya ini akan direplikasi di seluruh provinsi NTB," ungkapnya.

Adapun kegiatan kegiatan Kick Off Vaksinasi PMK 2023 ini yang berlangsung secara hybrid yang dipusatkan di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us