Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
FB_IMG_1758183875096.jpg
Siswa yang diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan MBG di Kabupaten Sumbawa. (facebook.com/Emha Tamrin)

Intinya sih...

  • Siswa sudah pulih dan dipulangkan setelah keracunan MBG

  • Waktu konsumsi MBG berbeda di tiap madrasah, menyebabkan 106 siswa terdampak

  • BGN NTB evaluasi SPPG untuk memperketat standar operasional prosedur (SOP) program makan bergizi gratis

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mataram, IDN Times - Sebanyak 106 siswa dari tiga madrasah di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG). Para siswa mengalami keluhan mual dan sakit perut pada Rabu (17/9/2025).

Para siswa yang diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi MBG dari tiga madrasah. Yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 2 Sumbawa sebanyak 70 orang, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri 3 Sumbawa sebanyak 20 orang dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sumbawa sebanyak 16 orang.

Ketua Satgas Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Provinsi NTB Ahsanul Khalik menegaskan bahwa seluruh siswa dari tiga madrasah yang sempat mengalami keluhan mual dan sakit perut pada Rabu (17/9/2025) kini sudah pulih.

"Dan itu keluhannya hari Rabu 17 September setelah makannya pada hari Selasa 16 September," kata Khalik, Kamis (18/9/2025).

1. Siswa sudah pulih dan dipulangkan

Pelaksanaan program makan bergizi gratis di SMPN 8 Mataram, Senin (13/1/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Khalik menjelaskan kasus tersebut terjadi setelah siswa mengonsumsi makanan MBG yang didistribusikan Selasa (16/9/2025). Berdasarkan laporan, proses pengolahan makanan dimulai Senin (15/9/2025) pukul 14.00 WITA dengan penerimaan bahan ayam. Kemudian dimasak Selasa dini hari sekitar pukul 02.30 WITA. Setelah selesai dikemas pukul 04.00 WITA, dan didistribusikan ke madrasah mulai pukul 07.00–09.30 WITA.

“Alhamdulillah, selain siswa yang kemarin sempat ditangani rawat jalan, hari ini seluruh siswa yang sebelumnya dirawat dengan infus juga sudah dipulangkan. Kondisi anak-anak, baik dan sudah kembali bersama keluarga,” jelasnya.

2. Waktu konsumsi MBG berbeda tiap madrasah

Pelaksana program makan bergizi gratis di SMPN 8 Mataram, Senin (13/1/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Namun, kata Khalik, waktu konsumsi MBG berbeda di tiap madrasah. Di MTs Negeri 2 Sumbawa, makanan MBG didistribusikan pukul 09.30 WITA, dan dikonsumsi pukul 12.30 WITA. Sebanyak 70 siswa terdampak, 49 sempat dirawat infus dan 21 rawat jalan.

Kemudian di MIN 3 Sumbawa, makanan MBG didistribusikan pertama pukul 07.00 WITA dibagikan kepada siswa pukul 08.30 WITA, serta distribusi kedua pukul 09.15 WITA. Gejala muncul sekitar pukul 11.30 WITA. Sebanyak 20 siswa terdampak, 15 rawat jalan, dan 5 observasi.

Selanjutnya di MAN 3 Sumbawa, makanan MBG didistribusikan pukul 09.00 WITA, dan dikonsumsi siswa pukul 12.30 WITA. Sebanyak 16 siswa mengalami keluhan serupa.

3. BGN NTB evaluasi SPPG

Ketua Satgas Program MBG Provinsi NTB Ahsanul Khalik. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Khalik menjelaskan sampel makanan sudah diambil oleh dinas kesehatan setempat untuk dilakukan uji laboratorium. Hasil uji ini akan menjadi dasar dalam evaluasi menyeluruh. Dia mengatakan bahwa program MBG adalah ikhtiar untuk kesehatan dan masa depan anak-anak NTB.

Ia menegaskan bahwa setiap kejadian harus menjadi pelajaran berharga. Ia memastikan bahwa Satgas MBG Provinsi NTB bersama Pemda, Dinas Kesehatan, dan Badan Gizi Nasional (BGN) Regional NTB segera memperketat standar operasional prosedur (SOP). Terutama memastikan jeda distribusi dan konsumsi tidak terlalu lama serta pengawasan keamanan pangan lebih ketat.

Khalik menyampaikan apresiasi kepada pihak sekolah, puskesmas, dan semua pihak di Pemda Sumbawa yang cepat tanggap dalam penanganan. Keselamatan anak-anak adalah prioritas utama. Dengan kolaborasi semua pihak, pihaknya memastikan program MBG tetap aman dan membawa manfaat besar bagi generasi penerus.

Dia mengatakan kejadian ini menjadi bahan evaluasi BGN Regional NTB kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Ya, kawan-kawan BGN Regional NTB juga menjadikan ini sebagai perhatian khusus," tandasnya.

Editorial Team