Melihat Biaya Mudik ke Berbagai Daerah di Indonesia dan Suka Dukanya

Dari yang gratis, ngeteng hingga habis puluhan juta rupiah

Mataram, IDN Times - Mudik atau pulang kampung menjadi tradisi masyarakat Indonesia menjelang Lebaran atau Idulfitri. Mudik menjadi ajang untuk melepas rindu dan berkumpul bersama keluarga dan kerabat di kampung halaman. Selain mempersiapkan tenaga, mudik juga membutuhkan biaya. Bahkan ada yang menyiapkan biaya mudik hingga puluhan juta rupiah.

Mudik menjadi pengobat rindu bagi para perantau di berbagai daerah di Indonesia. Momen Lebaran ini merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya meskipun membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Ingin tahu seperti apa perjalanan mudik dan berapa biaya yang mereka keluarkan? Berikut rangkuman beberapa pemudik dari berbagai daerah di Indonesia.

1. Mudik setelah 14 tahun tak pulang kampung

Melihat Biaya Mudik ke Berbagai Daerah di Indonesia dan Suka DukanyaAnggi Simatupang dan keluarga pemudik motor asal Lampung hendak menuju Bogor. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Anggi Simatupang, pemudik asal Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan yang mudik ke Cileungsi, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Ia rela menempuh jarak ratusan ribu kilometer agar bisa bertemu hingga merasakan masakan sang ibu tercinta. Hal itu disebabkan karena sudah 14 tahun dirinya tidak mudik ke kampung halamannya itu.

"Saya terakhir mudik 2009. Salah satu alasan mudik tahun ini, karena permintaan ibu disuruh pulang kumpul di rumah. Jelas, masakan ibu itu luar biasa dirindukan," ujarnya kepada IDN Times, Rabu (19/4/2023).

Meski tidak menyebut secara rinci alasan selama 14 tahun tak pulang kampung, Anggi beralasan karena aktivitasnya di Bandar Lampung belum memungkinkan menyambangi sang ibu di Cileungsi. Selain itu, keluarga besar sang istri berdomisili di Kabupaten Pringsewu Lampung.

Anggi melaksanakan mudik bersama sang istri dan kedua anaknya usia 4 tahun dan 2 tahun ini mengaku sengaja memilih menaiki kendaraan roda dua. Alasannya, tidak ribet dan lebih irit biaya dibandingkan harus menaiki angkutan umum atau membawa mobil pribadi.

"Lebih enak (naik motor) kita biasa ajak anak menikmati perjalanan, lebih mobile dan simpel. Tapi tetap ya, harus safety riding," imbuhnya.

Oleh karenanya, ia dan keluarga juga tidak membawa banyak barang bawaan, hanya pakaian secukupnya dan perlengkapan kebutuhan anak. "Semuanya kita masukkan ke dalam box belakang dan bawah jok motor. Jadi gak terlalu memaksa, kalaupun harus bawa makanan seperlunya saja," sambung Anggi.

Baca Juga: Cerita Pemudik Motor, 14 Tahun Tak Pulang ke Cileungsi, Rindu Masakan Ibu

2. Mudik Lombok-Yogyakarta habiskan Rp10 juta

Melihat Biaya Mudik ke Berbagai Daerah di Indonesia dan Suka DukanyaKendaraan para pemudik rute Pelabuhan Gili Mas Lembar Lombok Barat - Pelabuhan Tanjung Tanjung Perak Surabaya. (dok. Istimewa)

Seorang pemudik asal Lombok, Dini Rahmawati bersama keluarganya mudik rute Lombok-Yogyakarta jalur laut dan darat menggunakan mobil pribadi. Untuk mudik lebaran kali ini, Dini dan keluarga menghabiskan biaya sekitar Rp10 juta.

Dini menyebutkan, biaya yang disiapkan untuk mudik lebaran bersama keluarga sekitar Rp10 juta melalui jalur laut dan darat menggunakan mobil. Keluarganya memilih mudik melalui jalur laut dan darat karena pertimbangan biaya atau ongkos.

Apabila menggunakan jalur udara, biayanya bisa sampai dua kali lipat karena harga tiket pesawat yang naik menjelang lebaran. Namun, mudik lewat jalur laut dan darat menjadi pilihan, karena bisa membawa atau menggunakan mobil pribadi. Sehingga bisa menekan biaya mudik yang cukup tinggi.

Untuk mudik ke Jogja, Dini dan keluarga naik kapal tol laut dari Pelabuhan Gili Mas Lombok Barat-Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (15/4/2023) lalu.

Biaya yang dikeluarkan untuk tiket mobil dan sopir sebesar Rp1,8 juta. Ditambah tiket untuk 7 anggota keluarga, sehingga total biaya penyeberangan yang dikeluarkan sekitar Rp2,9 juta.

Dini dan keluarga mudik dari Lombok ke Jogja sebanyak 8 orang, mulai dari orang tua, saudara dan tiga orang keponakannya. Tiket untuk penumpang dewasa rute Lembar - Surabaya menggunakan kapal tol laut sebesar Rp180 ribu per orang, sedangkan anak-anak sebesar Rp70 ribu per orang.

"Kemarin itu habis Rp2,9 juta untuk tiket mobil dan penumpang. Belum beli bensin Rp500 ribu, bayar tol Surabaya - Solo Rp300 ribu. Hitungannya Rp4 juta sekali jalan. Makanya ongkos yang disiapin sekitar Rp10 juta bolak-balik," tuturnya.

Baca Juga: Mudik Lombok-Jogja dengan Mobil, Dini Menghabiskan Rp10 Juta 

3. Ngirit dan nabung dari jauh-jauh hari

Melihat Biaya Mudik ke Berbagai Daerah di Indonesia dan Suka DukanyaWarga menunjukkan uang kertas baru tahun emisi 2022 usai penukaran di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Tegal di Tegal, Jawa Tengah, Jumat (19/8/2022). (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Dua anak muda yang kerja di Surabaya, Ade Resty Ramadhani (25) dan Ndaru Wijayanto (31) tak mau ketinggalan ikut mudik tahun ini. Ade mengaku mudik ke Berau, Kalimantan Timur. Sedangkan Ndaru ke Bone, Sulawesi Selatan.

Ade memilih untuk mudik memakai pesawat sendirian. Dia rela merogoh kocek dalam-dalam demi bisa menemui keluarganya di pulau seberang. "Lumayan ya, butuh biaya sekitar Rp4 jutaan untuk PP, belum lagi uang sangu buat oleh-oleh dan THR buat ponakan," ujarnya saat di Bandara Juanda, Kamis (20/4/2033).

Biaya sekitar Rp4 juta itu, kata Ade, diakuinya hanya untuk berangkat dan balik saja. "Karena kan cuma transit dari Bandara Sepinggan Balikpapan, terus langsung ke Bandara Kalimarau Berau, jarak rumah dari bandara dari kota tidak terlalu jauh," bebernya.

"Cuma biaya ke bandara naik grab agak mahal ya tadi Rp60 ribu, terus pulang naik mobil bandara juga gak tahu juga harganya berapa. Mungkin habis Rp100 ribu lebih," Ade menambahkan.

Ade sendiri mengumpulkan biaya mudik sudah jauh-jauh hari. Bahkan, sebelum Ramadan dia sudah harus menabung untuk bisa melepas rindu bersama keluarga di Kalimantan. Dia juga rela mengirit dengan membeli pakaian lebaran lebih sederhana.

"Sebelum Ramadan sudah ngumpulin buat nabung itu untuk pesan pulang dulu, pesan tiket sudah jauh jauh hari awal ramadan sudah pesan, biar gak keburu mahal dan habis tiket," katanya.

"Gaya hidup, seperti baju lebaran. Tahun ini gak beli jadi lebaran ya pakai baju lebaran tahun tahun lalu. Kurangi nongkrong di kafe itu juga aku kurangi. Kerja sambil ngumpulin ceperan juga," imbuh Ade.

Nantinya ketika sampai di Kalimantan, Ade langsung mengajak orangtuanya liburan bareng. Karena orangtuanya pengin menikmati liburan. "Rasanya sekarang senang campur aduk juga. Sekian lama bisa mudik kembali," kata dia.

Sementara Ndaru mengaku menghabiskan uang lebih banyak. Dia menyiapkan Rp10 juta untuk bisa mudik ke Bone. Uang itu bukan cuma ongkos perjalanan tapi juga untuk oleh-oleh dan lain sebagainya.

"Harapnnya mentok habis Rp6 juta aja. Habis banyak tentu buat tiket. Rinciannya tiket berangkat Rp900-an ribu (per orang)," kata dia.

Ndaru mengaku mengumpulkan dana mudik selama dua bulan sebelum Ramadan. Dia menghemat pengeluaran. "Alhamdulillah bisa terkumpul. Karena gaji dan THR juga cair tepat waktu serta utuh," kata dia. "Proses berhemat di bulan awal kurangi keluar rumah, kurangi nongki di cafe," imbuh dia.

Baca Juga: Kurangi Ngafe hingga Berburu Ceperan, Perjuangan Milennial untuk Mudik

Baca Juga: Suka Duka Pemudik Kala Mudik Lebaran 2023, Ada Ketinggalan Kereta 

4. Hemat biaya dengan cara ngeteng

Melihat Biaya Mudik ke Berbagai Daerah di Indonesia dan Suka DukanyaIlustrasi Moda Transportasi. (IDN Times/Mardya Shakti)

Hampir 4 tahun Yesi tak bisa mudik ke kampung halamannya di Cikarang, Jawa Barat. Kesibukannya saat kuliah serta pandemik COVID-19 membuatnya terpaksa harus menahan rasa rindu dengan suasana malam takbir di rumah dan berkumpul dengan keluarga.

Dari Kota Bandar Lampung menuju Cikarang, Yesi memilih transportasi secara ngeteng atau sambung moda transportasi satu ke transportasi lainnya. Menurutnya itu jauh lebih hemat daripada membeli tiket bus  langsung sampai ke lokasi tujuan.

“Kalau naik bus yang satu kali langsung sampai itu bisa Rp300 ribu cuma berangkat aja. Kalau ngeteng kan lebih murah,” kata mahasiswa Pertanian Universitas Lampung itu.

Yesi merinci biaya perjalanannya dari Terminal Rajabasa Bandar Lampung menuju Pelabuhan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan sebesar Rp60 ribu. Kemudian, tiket kapal Rp22 ribu.

Setelah sampai Pelabuhan Merak, untuk menuju ke Rangkasbitung menurut Yesi seharusnya bisa langsung naik kereta api. Namun saat ia sampai di stasiun tak ada kereta api. Alhasil, ia harus naik taksi online terlebih dahulu untuk menuju Cilegon.

“Menurutku lumayan mahal harus naik Grab bayar Rp54 ribu. Padahal biasanya ada kereta yang langsung ke Rangkas. Jadi dari Cilegon itu aku naik kereta ke Rangkas Rp3 ribu. Terus dari Rangkas naik KRL ke Cikarang Rp12 ribu,” ceritanya.

Yesi juga menceritakan saat ia ketinggalan kereta berangkat pukul 13.00 WIB sehingga harus menunggu kembali keberangkat pukul 16.30 WIB. Namun itu tak jadi persoalan berarti baginya. Karena menurutnya sudah jadi konsekuensi jika memilih perjalanan dengan cara ngeteng harus sabar menunggu jadwal keberangkatan kereta.

Baca Juga: Suka Duka Pemudik Kala Mudik Lebaran 2023, Ada Ketinggalan Kereta 

5. Mudik pakai pesawat

Melihat Biaya Mudik ke Berbagai Daerah di Indonesia dan Suka DukanyaIlustrasi Pesawat. (IDN Times/Arief Rahmat)

Mudik di tahun 2023 ini dirasakan berbeda oleh Theo Hidayat, salah seorang pria yang berprofesi sebagai jurnalis di salah satu media di Jawa Timur yang tinggal di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Setelah menikah beberapa bulan lalu, ia tidak lagi kesepian saat melakukan perjalanan sejauh 574,8 Km ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Tidak hanya berdua dengan sang istri, Theo bahkan berangkat berlima beserta mertua dan keluarga lainnya di Malang. Meskipun tak lagi kesepian, Theo mengakui banyak tantangan yang dihadapinya karena baru pertama kali melakukan perjalanan mudik berombongan.

"Terakhir pulang (ke Lombok) Idul Fitri tahun lalu (2022), dan memang aku mudik rutin setiap tahun. Karana pulangnya cuma sekali setahun," terang Theo saat dikonfirmasi pada Rabu (19/05/2033).

Theo berangkat mudik ke Kelurahan Selong, Kecamatan Seling, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat hari ini (19/04/2023) melalui jalur udara dari Bandara Juanda Surabaya. Seperti mudik di tahun-tahun sebelumnya, ia berangkat pagi-pagi sekali sekitar pukul 05.00 WIB karena perjalanan bisa memakan waktu 8 jam.

"Aku pulang mudik naik pesawat dari Bandara Juanda Surabaya. Soalnya terlalu ramai kalau mau perjalanan darat atau laut," bebernya.

Kepada IDN Times, Theo membeberkan biaya perjalanan mudiknya ke Lombok. Ia setidaknya harus merogoh kocek sekitar Rp9 juta untuk tiket pulang pergi Surabaya-Lombok naik pesawat berlima. Ia mengatakan harga satu tiket keberangkatan ke Lombok dari Bandara Juanda sekitar Rp924 ribu.

"Karena kita berlima, sekitar Rp9 juta yang dihabiskan. Itu hanya untuk tiket saja, untuk yang lain-lain dihitung nanti," ucapnya.

Theo mengumpulkan biaya mudik tersebut dari tabungan hasilnya bekerja sebagai jurnalis selama setahun di Malang. Namun, ia bersyukur karena orangtuanya ikut membantu membiayai perjalanan mereka.

Baca Juga: Cerita Mudik Keluarga Theo ke Lombok, Rp9 Juta Demi Nostalgia

6. Mudik terasa lebih nyaman

Melihat Biaya Mudik ke Berbagai Daerah di Indonesia dan Suka DukanyaIlustrasi jalan Tol (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Salah satu warga Kalimantan yang bekerja di Jogja, David Tasin memilih waktu pulang kampung lebih awal. Pekerjaan yang bisa ia kerjakan secara remote membuatnya bisa mudik sebelum libur Lebaran tiba. David merasa pulang kampung kali ini akan lebih nyaman, dan harga tiket lebih murah.

"Memang sejak kuliah di Jogja, kemudian ketika bekerja walaupun remote ya memilih di Jogja juga. Ini momen mudik ingin pulang aja lebih awal ketemu keluarga. Harga tiket pesawat tentunya jauh lebih murah," ungkap pria berusia 30 tahun ini.

David mengungkapkan momen mudik ini biasanya dimanfaatkan keluarga yang berada di berbagai daerah untuk kumpul. "Keluarga besar biasanya kumpul, jadi momen yang baik. Terlebih cuti atau libur juga dimajukan, lebih lama waktunya," katanya.

Kepada IDN Times, ia mengaku belum mempunyai jadwal kapan kembali ke Jogja. David mengaku ingin memanfaatkan waktu sebaik mungkin di tempat kelahirannya itu. "Belum merencanakan, karena pekerjaan juga remote jadi bisa lebih santai. Gak harus pas momen arus balik," ungkap David.

Lain halnya dengan David, Gigih Hanafi yang akan mudik ke Ngawi, Jawa Timur, memilih waktu mudik mendekati Lebaran. Jarak yang tidak begitu jauh menjadi alasannya memilih waktu mendekati hari raya Idulfitri. "Karena gak begitu jauh ya, pilih waktu mepet saja. Terlebih di luar momen mudik juga sering balik ke Ngawi," kata Gigih.

Gigih mengungkapkan adanya jalan tol cukup memangkas waktu perjalanannya. Jika memabandingkan dengan jalan biasa, ada perbedaan waktu tempuh sekitar satu jam. "Namun belum tahu ya nanti kalau pas mudik ini. Pemerintah juga sudah mulai longgar dalam kebijakan mudik," ungkapnya.

Untuk menghindari potensi kemacetan saat mudik, Gigih berencana memilih waktu tengah malam atau dini hari. "Cari waktu yang tepat saja kalau menghindari macet. Biasanya sih dini hari," ujarnya.

Ia mengatakan tidak ada persiapan khusus untuk mudik tahun ini. Laki-laki yang berprofesi sebagai fotografer ini menilai momen Lebaran tahun ini lebih berkesan, karena bisa berkumpul dengan keluarga yang merantau di berbagai kota.

Baca Juga: Lebaran Saatnya Melepas Rindu, Macet di Jalan Tak Jadi Masalah  

7. Manfaatkan mudik gratis

Melihat Biaya Mudik ke Berbagai Daerah di Indonesia dan Suka DukanyaPT Pelindo Multi Terminal memberangkatkan 500 pemudik di Kantor Pelindo K100 Jalan Krakatau Medan, Senin (17/4/2023). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Tangis Murni seketika pecah saat hendak berangkat mengikuti Mudik Gratis Bersama BUMN Pelindo Group di Medan, Senin (17/4/2023). Ia mengaku bersyukur dengan adanya mudik gratis ini.

Pasalnya pada kondisi ekonomi yang lagi sulit ini, ia nyaris tak bisa pulang berlebaran ke Banda Aceh. Terlebih abangnya sedang mengalami sakit keras sehingga akan sangat sedih jika tidak bisa pulang kampung.

"Saya tiap tahun pulang ke Aceh, tapi tahun ini agak sulit. Alhamdulillah tahun ini ada mudik gratis dan kebetulan abang saya di Aceh juga kurang sehat dan harus pulang. Terima kasih Pak Erick Tohir dan Pelindo yang sudah bikin mudik gratis ini. Semoga Pelindo makin maju," ungkapnya sambil berderai air mata.

Mudik Gratis Bersama BUMN Pelindo Group Tahun 2023 ini menyediakan kuota sebanyak 7.300 penumpang, dengan rincian 3.650 Pergi, dan 3.650 pulang.

Pendaftaran program mudik gratis yang bertagline 'Mudik Dinanti, Mudik di Hati Bersama BUMN 2023' ini telah dibuka Pelindo Group secara daring sejak 30 Maret 2023, dan diberangkatan pada hari ini.

Rute perjalanannya dari Jakarta ke beberapa kota besar di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur serta dari Medan dan Makassar ke kota besar di sekitarnya.

 

Penulis: Muhammad Nasir (NTB), Herlambang Jati Kusumo (joGJA), Ardiansyah Fajar (Jatim), Rizal Adhi Pratama (Jatim), Arifin Al Alamudi (Sumatera Utara), Silviana (Lampung), Tama Wiguna (Lampung),

Baca Juga: Ikut Mudik Gratis, Murni Bisa Lihat Keluarga Sakit di Aceh

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya