Belajar mencintai diri sendiri bukanlah perjalanan yang cepat atau selalu mulus. Kadang kita berpikir cinta diri itu soal memanjakan diri atau berkata “aku baik-baik saja,” padahal nyatanya lebih dalam dari itu. Cinta pada diri sendiri berarti menerima semua bagian dari kita, yang kuat, yang rapuh, yang sedang berantakan, dan yang masih mencari arah. Dan itu bukan hal yang mudah, apalagi saat kita tumbuh dengan banyak tuntutan dan keraguan.
Surat ini ditulis untuk dirimu yang sedang dalam proses. Yang masih belajar berdamai dengan cermin, dengan pikiran sendiri, dan dengan masa lalu yang belum sepenuhnya sembuh. Untukmu yang pelan-pelan mencoba berkata, “aku cukup,” meski suaranya masih lirih. Ini bukan akhir perjalanan, tapi tanda bahwa kamu sudah berani memulainya. Dan itu sudah sangat berarti.
Berikut surat untuk diri sendiri yang masih belajar mencintai diri.