Kay Redfield Jamison, PhD, seorang profesor psikiatri di Johns Hopkins School of Medicine di Baltimore mengatakan bahwa penulis dua kali lebih rentan melakukan bunuh diri daripada orang lain. Hal ini disebabkan karena penulis mengalami tingkat depresi lebih tinggi dari pekerjaan yang lainnya.
Meskipun korelasi antara kreativitas dan penyakit mental masih diperdebatkan, tidak ada keraguan bahwa dunia kesusastraan telah banyak kehilangan tokoh-tokohnya, karena begitu banyak orang jenius yang mengalami kesulitan untuk berdamai dengan kehidupan mereka.
Sejumlah penulis yang terkenal di dunia telah berjuang melawan depresi dan godaan untuk bunuh diri. Meski tidak semua penulis mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri. Sayangnya, tak sedikit dari mereka yang akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kebuntuan dalam berkarya atau pun depresi dengan cara bunuh diri.
Berikut 5 penulis terkenal yang mengakhiri hidupnya sendiri.
Artikel ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan karena memuat tentang bunuh diri. Pembaca diharapkan lebih bijak dalam menyikapi isi artikel ini.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami kesulitan emosional atau berpikir untuk bunuh diri, harap mencari bantuan dari tenaga profesional, keluarga, atau layanan dukungan yang tersedia. Anda tidak sendirian dan ada orang-orang yang peduli serta siap membantu. Hubungi layanan kesehatan mental terdekat untuk mendapatkan bantuan yang Anda butuhkan.