Ada kalanya kita mengucapkan "selamat tinggal" seperti rutinitas, baik saat pamit pulang, berpisah sementara, atau sekadar berpindah tempat. Kita tidak pernah benar-benar tahu bahwa di antara banyak selamat tinggal yang terucap, akan ada satu yang menjadi yang terakhir. Bukan karena kita ingin, tapi karena waktu, jarak, atau takdir memisahkan kita tanpa rencana ulang.
Momen terakhir itu sering kali tidak terasa seperti momen besar. Justru karena ia datang begitu biasa, kita tidak memberi makna lebih. Kita tidak memeluk lebih erat, tidak menatap lebih dalam, tidak berkata hal-hal yang seharusnya kita ucapkan. Baru setelah semuanya terlambat, kita memutar kembali momen itu di kepala, berharap bisa mengulang satu detik saja, agar “selamat tinggal” itu tidak menjadi akhir yang sunyi.
Berikut ulasan tentang momen saat seseorang mengucapkan "selamat tinggal" untuk yang terakhir kalinya.