Seni selalu punya ruang istimewa dalam kehidupan manusia. Ia muncul dalam berbagai bentuk, baik itu lukisan, musik, tari, film, arsitektur, hingga instalasi yang semuanya memegang peran sebagai jembatan antara rasa dan makna. Bagi sebagian orang, seni hanyalah hiburan visual atau auditif. Namun bagi sebagian lainnya, seni adalah bahasa. Bahasa yang tidak butuh penerjemah karena langsung menyentuh ke dalam lapisan emosi terdalam.
Dalam dunia psikologi kepribadian, ada istilah khusus untuk kelompok orang yang memuja seni, yaitu philotechnical. Seorang philotechnical bukan hanya pencinta seni biasa. Mereka bukan sekadar menikmati pemandangan indah atau lagu yang harmonis.
Ada sesuatu yang lebih dalam, sebuah ketertarikan emosional, spiritual, bahkan intelektual terhadap keindahan. Seni bagi mereka adalah oksigen kedua, sesuatu yang membuat hidup terasa lebih penuh, lebih hidup, dan lebih bermakna.
Berikut pembahasan lengkap tentang philotechnical, yaitu orang-orang yang mencintai dan memuja seni.
