Siapa yang tak pernah merasa ingin memotong rambut drastis setelah putus cinta, kehilangan pekerjaan, atau sekadar merasa hidup sedang berantakan? Bagi sebagian orang, mengubah gaya rambut saat hidup sedang kacau terasa seperti keputusan impulsif. Namun di balik gunting yang berayun itu, ternyata tersimpan banyak makna psikologis. Fenomena ini bukan sekadar urusan gaya, melainkan juga cara otak kita berusaha mengatasi rasa kehilangan kontrol.
Menariknya, keinginan untuk potong rambut muncul tak hanya pada perempuan, tetapi juga laki-laki. Bahkan, dalam banyak budaya, rambut menjadi simbol identitas, kekuatan, atau status sosial. Mengguntingnya bisa menjadi simbol “membuang masa lalu” atau memulai lembaran baru.
Berikut ulasan mengapa kita sering ingin potong rambut saat hidup terasa kacau, dari sudut pandang psikologi, budaya, hingga biologi otak manusia.