7 Fakta Menakjubkan tentang Alquran, Muslim Wajib Tahu!

Banyak orang mengira bahwa susunan surah dalam Alquran mengikuti urutan turunnya wahyu. Faktanya, susunan mushaf yang kita kenal sekarang disusun atas petunjuk Nabi Muhammad SAW dan bukan berdasarkan kronologi. Surah pertama yang diturunkan adalah Al-‘Alaq (96), bukan Al-Fatihah (1), dan surah terakhir adalah Al-Ma’idah (5) atau At-Taubah (9), menurut sejumlah ulama.

Susunan ini bukanlah tanpa makna. Para ulama tafsir melihat adanya hubungan tematik dan struktural antara satu surah dengan surah lainnya. Misalnya, hubungan antara surah Al-Baqarah dan Ali-‘Imran yang saling melengkapi dalam menjelaskan konsep hukum, akidah, dan kehidupan sosial umat Islam.

Secara umum, umat Islam sepakat bahwa jumlah ayat dalam Alquran adalah lebih dari 6.000 ayat, namun angka pastinya bisa berbeda antar mazhab. Misalnya, dalam riwayat Hafs dari ‘Ashim yang paling umum digunakan, terdapat 6.236 ayat. Namun dalam qira’ah lain seperti Warsh atau Qalun, jumlahnya bisa sedikit berbeda.

Perbedaan ini bukan karena ada ayat yang dihilangkan atau ditambahkan, melainkan cara penghitungan ayat yang berbeda. Beberapa qira’at menghitung basmalah sebagai ayat dalam setiap surah, sementara lainnya tidak. Ini adalah perbedaan teknis dalam cara membaca dan menghitung, bukan dalam isi substansial Alquran.

Sejumlah peneliti telah menemukan pola matematis dalam struktur Alquran yang sangat kompleks namun konsisten. Salah satu contoh yang terkenal adalah kemunculan kata "yaum" (hari) sebanyak 365 kali, sesuai jumlah hari dalam setahun. Kata "bulan" juga muncul sebanyak 12 kali, ini sejalan dengan jumlah bulan dalam satu tahun.

Meski klaim ini tidak termasuk dalam tafsir konvensional, fenomena ini menunjukkan betapa terstrukturnya bahasa dan komposisi Alquran. Beberapa ahli menyebut fenomena ini sebagai bagian dari i'jaz atau mukjizat Alquran dari sisi bahasa dan struktur, yang tidak mungkin ditiru oleh manusia.

Beberapa ayat dalam Alquran telah lama menarik perhatian ilmuwan karena tampak menggambarkan fenomena ilmiah yang baru dipahami dalam era modern. Misalnya, proses pembentukan janin dalam rahim dijelaskan secara bertahap dalam surah Al-Mu’minun (23:12–14), yang ternyata sesuai dengan tahapan embriologi modern.

Ayat lain menggambarkan ekspansi alam semesta, “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya” (Az-Zariyat: 47). Ini sejalan dengan teori ekspansi alam semesta yang baru dikemukakan pada abad ke-20 oleh Edwin Hubble.

Banyak yang melihat ini sebagai bukti bahwa Alquran mengandung pengetahuan yang mendahului zaman.

Surah Al-Kawthar adalah surah terpendek dalam Alquran, hanya terdiri dari tiga ayat. Meskipun pendek, surah ini mengandung makna yang sangat dalam tentang nikmat Allah, ibadah, dan pengorbanan. Menurut Ibn Kathir dalam Tafsir Alquran al-‘Azhim, surah ini sering dibaca dalam salat karena ringkas dan mudah dihafal, namun memiliki kedalaman tafsir yang luar biasa.

Keterkaitan antara panjang ayat dan kedalaman makna adalah salah satu keunikan Alquran. Surah-surah pendek tidak kalah penting dari surah panjang. Hal ini mencerminkan bahwa keindahan dan kemukjizatan Alquran tidak terletak pada panjang-pendeknya teks, melainkan pada kekayaan makna yang dikandungnya.

Salah satu fakta paling luar biasa adalah bahwa teks Alquran tetap terjaga orisinalitasnya sejak pertama kali diturunkan hingga hari ini. Naskah-naskah Alquran tertua seperti Mushaf Topkapi dan Mushaf Sanaa menunjukkan konsistensi yang sangat tinggi dengan mushaf yang digunakan saat ini.

Proses penjagaan ini melibatkan hafalan (hifz) oleh jutaan penghafal Alquran di seluruh dunia serta penyalinan manuskrip yang sangat hati-hati oleh para penulis mushaf. Ini menjadikan Alquran sebagai satu-satunya kitab suci yang dijaga baik secara lisan maupun tulisan selama lebih dari 1.400 tahun.

Bahasa Arab Al-Qur’an memiliki kekayaan makna yang luar biasa, sehingga banyak kata dalam Alquran yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa lain. Misalnya, kata taqwa, barakah, atau fitrah sering kali sulit diterjemahkan secara utuh karena mencakup dimensi spiritual, sosial, dan psikologis sekaligus.

Inilah sebabnya mengapa terjemahan Alquran disebut sebagai "terjemahan makna", bukan terjemahan harfiah. Karena maknanya yang dalam dan konteksnya yang kaya, pemahaman terhadap Alquran membutuhkan pengetahuan bahasa Arab klasik serta ilmu tafsir untuk menangkap maksud yang sebenarnya.

Demikian 7 fakta menakjubkan tentang Alquran yang jarang diketahui.