Dalam budaya yang sering memuliakan ketangguhan, menjadi dewasa sering kali diartikan sebagai mampu menanggung segalanya sendiri, tidak menangis, tidak mengeluh, dan tetap tegar walau hati porak-poranda. Sosok dewasa ideal sering digambarkan sebagai individu yang kuat dalam segala kondisi, bisa mengatasi masalah tanpa bantuan, dan selalu tampak baik-baik saja.
Namun, menjadi dewasa tidak berarti harus menumpuk segala beban dalam diam. Justru, kedewasaan yang sejati adalah tentang keberanian untuk menjadi manusia seutuhnya, yang kadang kuat, tapi kadang juga rapuh.
Berikut 5 alasan mengapa menjadi dewasa itu bukan berarti harus selalu kuat.