Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perempuan sedang duduk di kursi.
Ilustrasi Akibat dari Tidak Pernah Mengungkapkan Perasaan. (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Tidak semua orang tumbuh dalam lingkungan yang memberi ruang aman untuk menyampaikan perasaan. Ada yang sejak kecil diajarkan untuk diam, kuat, dan tidak merepotkan siapa pun. Ada juga yang terbiasa memendam karena takut ditolak, tidak ingin menambah masalah, atau merasa bahwa perasaannya tidak penting. Lama-kelamaan, memendam menjadi kebiasaan, hingga kamu lupa bagaimana rasanya bercerita dengan jujur.

Namun, perasaan yang tidak pernah diungkapkan tidak hilang begitu saja. Ia hanya berdiam di dalam tubuh dan pikiran, menunggu waktu untuk muncul dalam bentuk lain: kelelahan, kecemasan, atau bahkan emosi yang meledak tanpa alasan jelas. Tidak mengungkapkan perasaan mungkin terlihat seperti cara paling aman, tetapi dampak psikologisnya sering kali jauh lebih besar daripada yang kamu bayangkan.

Berikut 7 akibat dari kamu tidak pernah mengungkapkan perasaan.

1. Emosi menumpuk dan membuatmu mudah meledak

Ilustrasi Tanda Kamu Mulai Kehilangan Empati, dan Cara Mengembalikannya. (pexels.com/Liza Summer)

Saat kamu tidak pernah mengungkapkan apa yang kamu rasakan, emosi yang seharusnya bisa dilepas justru menumpuk. Mungkin kamu terlihat tenang di permukaan, tetapi di dalam, ada kemarahan, sedih, dan kecewa yang tidak pernah mendapatkan ruang untuk keluar. Penumpukan ini membuatmu semakin sensitif terhadap hal kecil.

Pada akhirnya, kamu bisa meledak di waktu yang tidak tepat. Kamu marah bukan karena masalah hari itu, tetapi karena semua yang selama ini kamu tahan. Inilah yang membuat kemarahanmu tampak berlebihan dan sulit dipahami oleh orang lain.

2. Kesehatan mental menurun secara perlahan

Ilustrasi Akibat dari Tidak Pernah Mengungkapkan Perasaan. (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Perasaan yang dipendam terus-menerus dapat menimbulkan stres kronis. Otak bekerja lebih keras untuk menahan emosi, sehingga kamu menjadi lebih cepat lelah, mudah cemas, dan sulit fokus. Tubuhmu pun ikut merasakan dampaknya, seperti ketegangan otot, susah tidur, dan perubahan mood yang tidak stabil.

Memendam perasaan menghalangi proses penyembuhan emosional. Kamu tidak memberi kesempatan bagi diri sendiri untuk memahami apa yang sebenarnya kamu butuhkan. Lama-kelamaan, ini bisa berkembang menjadi kelelahan emosional yang jauh lebih berat.

3. Sulit memahami diri sendiri secara jujur

Ilustrasi Keadaan Perempuan yang Membuatnya Tak Lagi Merasa Berguna. (pexels.com/Eugene Lisyuk)

Mengungkapkan perasaan sebenarnya bukan hanya tentang memberi tahu orang lain, tetapi juga tentang mengenali apa yang sebenarnya terjadi dalam dirimu. Ketika kamu selalu menahan diri, kamu tidak pernah benar-benar memproses emosi yang datang. Akibatnya, kamu tidak tahu apa yang kamu inginkan, apa yang menyakitimu, atau apa yang membuatmu bahagia.

Kebiasaan memendam membuatmu menjauh dari dirimu sendiri. Kamu menjadi asing dengan emosimu, dan perlahan kehilangan kemampuan untuk membedakan mana keinginanmu sendiri dan mana yang hanya kamu lakukan demi membuat orang lain nyaman.

4. Hubungan menjadi tidak seimbang dan tidak jujur

Ilustrasi Cara Mengenali Batas Diri sebelum Lelah Mengambil Alih Hidupmu. (pexels.com/MART PRODUCTION)

Hubungan membutuhkan komunikasi. Tetapi jika kamu selalu memendam, orang lain tidak pernah tahu apa yang kamu rasakan, butuhkan, atau inginkan. Mereka melihatmu sebagai seseorang yang “baik-baik saja”, padahal kamu menyimpan banyak hal yang tidak pernah terungkap.

Ketidakseimbangan ini membuat hubungan terasa berat dan tidak autentik. Kamu memberi lebih banyak daripada yang kamu dapatkan, atau kamu merasa tersakiti tanpa pernah menjelaskan alasannya. Lambat laun, hubungan bisa terasa sepi meskipun kamu tidak sendirian.

5. Kamu terjebak dalam pola meremehkan diri sendiri

Ilustrasi Luka Psikologis yang Paling Sering Muncul di Usia Dewasa. (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Tidak mengungkapkan perasaan sering kali berasal dari keyakinan bahwa suara kita tidak penting. Semakin lama kamu memendam, semakin kuat pola ini tertanam. Kamu mulai merasa bahwa kebahagiaanmu tidak sepenting kenyamanan orang lain, sehingga kamu terbiasa menyingkirkan diri sendiri.

Pola ini merusak harga diri secara perlahan. Kamu belajar untuk tidak berharap, tidak meminta, dan tidak menyuarakan batasanmu sendiri. Akibatnya, kamu semakin sulit untuk menghargai dirimu atau percaya bahwa kamu layak didengarkan.

6. Munculnya rasa kesepian meski dikelilingi banyak orang

Ilustrasi Efek Emosional sebab Kamu Terus Menumpuk Rasa Kecewa. (pexels.com/Engin Akyurt)

Ironisnya, memendam perasaan membuatmu merasa sendirian, meskipun kamu sebenarnya tidak sendiri. Kamu tidak pernah membiarkan siapa pun masuk ke ruang hatimu, sehingga tidak ada yang benar-benar mengenal dirimu yang sebenarnya.

Kesepian ini berbeda dari sekadar tidak memiliki teman. Ini adalah kesepian emosional, ketika perasaanmu tidak terhubung dengan siapa pun. Dan kesepian semacam ini bisa terasa sangat berat, karena kamu membawa semua beban seorang diri.

7. Kamu kehilangan kesempatan untuk disembuhkan

Ilustrasi Tanda Kamu Terlalu Mengutamakan Orang Lain daripada Diri Sendiri. (pexels.com/Liza Summer)

Mengungkapkan perasaan adalah langkah awal penyembuhan. Ketika kamu tidak pernah membicarakannya, kamu menutup pintu bagi dukungan yang mungkin kamu butuhkan. Kamu tidak memberi kesempatan bagi orang lain untuk hadir, membantu, atau sekadar mendengarkan.

Kamu juga kehilangan kesempatan untuk memvalidasi perasaanmu sendiri. Dengan memendam, kamu seperti mengatakan bahwa emosimu tidak layak untuk diakui. Padahal, justru dengan memberi ruang bagi perasaan itu, kamu bisa mulai menyembuhkan diri dari luka yang sudah terlalu lama kamu simpan.

Tidak mengungkapkan perasaan mungkin terasa aman, tetapi diam sering kali lebih menyakitkan daripada berbicara. Perasaan butuh ruang agar tidak berubah menjadi beban. Tidak semua perasaan harus diumbar kepada semua orang, tapi kamu perlu memberi setidaknya sedikit ruang agar dirimu sendiri bisa bernapas. Mulailah dari satu langkah kecil: jujur pada diri sendiri. Karena dari situlah, keberanian untuk jujur kepada orang lain akan tumbuh.

Itulah 7 akibat dari kamu tidak pernah mengungkapkan perasaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team