Kecewa adalah bagian dari hidup, tetapi ketika rasa itu tidak dihadapi dan terus menumpuk, ia bisa berubah menjadi beban emosional yang berat. Banyak orang memilih diam, memendam, atau mengabaikan rasa kecewanya, seolah-olah emosi itu akan hilang dengan sendirinya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya: kecewa yang tidak diurai menjadi simpul rumit dalam batin, memengaruhi cara kita berpikir, merasakan, dan berhubungan dengan orang lain. Tanpa sadar, luka kecil itu berubah menjadi pola emosional yang menggerogoti diri perlahan-lahan.
Lewat artikel ini, penulis mengajakmu memahami enam efek emosional yang muncul ketika kamu terlalu sering menumpuk rasa kecewa. Bukan untuk menyalahkan diri sendiri, melainkan agar kamu menyadari betapa pentingnya memberi ruang bagi proses penyembuhan. Emosi yang tidak ditangani tidak pernah benar-benar hilang, mereka hanya diam dan menunggu waktu untuk muncul kembali dengan cara yang lebih menyakitkan.
Berikut 6 efek emosional sebab kamu terus menumpuk rasa kecewa.
