Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wanita merayakan tahun baru.
Ilustrasi Cara Menyiapkan Diri Menyambut Tahun Baru tanpa Kehabisan Energi. (pexels.com/Karola G)

Menjelang pergantian tahun, banyak orang merasa terdorong untuk menutup tahun dengan kegiatan sebanyak mungkin, mulai dari evaluasi pribadi, perencanaan masa depan, hingga menghadiri berbagai acara sosial. Namun tidak sedikit yang akhirnya justru kelelahan sebelum tahun baru benar-benar dimulai.

Padahal, menyambut tahun baru seharusnya menjadi perjalanan yang penuh kesadaran, bukan perlombaan yang membuat energi terkuras. Secara psikologis, kemampuan mengatur energi adalah bagian penting dari kesehatan mental. Seseorang yang mampu mengelola ritmenya sendiri cenderung lebih mudah menjaga fokus, emosi, dan motivasi jangka panjang.

Berikut 5 cara praktis sekaligus reflektif untuk mempersiapkan diri menyambut tahun baru tanpa harus menguras energi, sehingga kita bisa memasuki lembaran baru dengan hati yang lebih ringan dan pikiran yang lebih jernih.

1. Kurangi kegiatan yang tidak memberi nilai emosional

Ilustrasi Hal yang akan Kamu Sadari saat Mulai Mencintai Diri Sendiri. (pexels.com/Daniel Schweizer)

Menjelang akhir tahun, kita sering terpancing untuk menyelesaikan banyak hal sekaligus demi merasa produktif. Namun justru hal-hal yang tidak memiliki nilai emosional sering menjadi pencuri energi terbesar. Mengurangi kegiatan yang tidak membawa manfaat batin dapat membantu kita menjaga ketenangan mental dan mengurangi tekanan yang tidak perlu.

Secara psikologis, memilih prioritas merupakan bentuk self-preservation, yaitu tindakan untuk melindungi kesehatan mental. Ketika kita mengarahkan energi hanya pada hal yang penting, otak akan bekerja lebih fokus dan tidak mudah mengalami kelelahan emosional. Dengan cara ini, kita memasuki tahun baru bukan dengan rasa terburu-buru, tetapi dengan kesadaran yang lebih utuh.

2. Atur jadwal istirahat seperti mengatur aktivitas

Ilustrasi cara menangani overthinking sebelum kamu tidur. (pexels.com/Hanna Pad)

Banyak orang merencanakan banyak kegiatan pada akhir tahun, tetapi lupa menjadwalkan istirahat yang berkualitas. Padahal, istirahat yang terencana sama pentingnya dengan aktivitas itu sendiri. Menyediakan waktu khusus untuk tidur lebih awal, bermeditasi, atau sekadar menikmati momen sunyi dapat menjadi sumber energi besar.

Di sisi psikologis, istirahat teratur memberi kesempatan pada sistem saraf untuk menenangkan diri dan memulihkan kapasitas mental. Ketika tubuh dan pikiran diberi ruang untuk bernapas, kemampuan kita untuk mengambil keputusan dan mengelola emosi menjadi jauh lebih baik. Memasuki tahun baru dengan tubuh yang segar adalah bentuk kesiapan yang sering diremehkan, padahal sangat menentukan kualitas perjalanan ke depan.

3. Batasi paparan informasi yang berlebihan

Ilustrasi Cara Menyiapkan Diri Menyambut Tahun Baru tanpa Kehabisan Energi. (pexels.com/Karola G)

Akhir tahun sering dibanjiri informasi: pencapaian orang lain, tren baru, prediksi astrologi, hingga resolusi yang dianggap wajib dibuat. Konsumsi informasi yang berlebihan bisa memicu stres sosial dan membuat kita merasa tertinggal dari orang lain. Menyaring apa yang benar-benar perlu kita lihat atau dengar dapat menjadi tindakan perlindungan diri yang penting.

Secara psikologis, overstimulasi informasi membuat otak bekerja lebih keras dan mempercepat kelelahan mental. Dengan sengaja mengurangi paparan, misalnya membatasi media sosial atau memilih konsumsi konten yang lebih menenangkan, kita membantu diri sendiri tetap fokus pada apa yang benar-benar penting. Sebagaimana tubuh butuh udara segar, pikiran juga butuh ruang kosong.

4. Dengarkan sinyal tubuh dan emosi

Ilustrasi Tips Membangun Kebiasaan yang Tidak Mudah Runtuh. (pexels.com/Laura Oliveira)

Banyak orang terlalu memaksakan diri di akhir tahun, entah untuk menyelesaikan pekerjaan, memenuhi ajakan sosial, atau menciptakan pencapaian simbolis sebelum tanggal berganti. Padahal tubuh dan emosi sering mengirimkan sinyal kelelahan jauh sebelum kita menyadarinya. Mengabaikan sinyal ini dapat membuat kita memasuki tahun baru dengan kondisi yang rapuh.

Dalam psikologi, kemampuan peka terhadap sinyal tubuh disebut interoception, yaitu kemampuan mengenali kondisi internal diri. Ketika kita memberi perhatian pada rasa lelah, jenuh, atau cemas, kita dapat mengambil langkah perawatan sebelum energi benar-benar habis. Menyambut tahun baru dari kondisi yang stabil menjadikan perjalanan ke depan lebih mudah dijalani.

5. Rencanakan tahun baru dengan ritme yang realistis

Ilustrasi Sumber Kekuatan Alami Seorang Ekstrovert di Awal Tahun. (pexels.com/KoolShooters)

Merencanakan tahun baru sering kali menjadi momen penuh ambisi. Namun rencana yang terlalu besar justru dapat menjadi sumber tekanan. Membuat rencana secara bertahap, sesuai ritme pribadi, akan membantu kita mempertahankan energi sekaligus menjaga motivasi jangka panjang.

Secara psikologis, perencanaan yang realistis membuat otak merasa aman dan tidak terancam oleh ekspektasi yang berlebihan. Saat rencana dapat dijalankan secara perlahan, kita merasa lebih percaya diri dan tidak terjebak dalam rasa bersalah ketika mengalami keterlambatan. Tahun baru pun terasa lebih seperti perjalanan bertahap, bukan beban besar yang harus segera diselesaikan.

Menyambut tahun baru tanpa kehabisan energi bukan hanya soal mengurangi aktivitas, tetapi lebih pada memahami ritme alami diri sendiri. Dengan memilih apa yang penting, memberi tubuh waktu beristirahat, membatasi stimulasi, mendengarkan emosi, dan merencanakan dengan realistis, kita dapat memasuki tahun baru dengan lebih tenang dan siap. Tahun baru bukan panggung untuk memaksakan performa; ia adalah undangan untuk memulai dengan kesadaran, keseimbangan, dan energi yang terjaga.

Itulah 5 cara praktis sekaligus reflektif untuk mempersiapkan diri menyambut tahun baru tanpa harus menguras energi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team