Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fenomena Psikologis Penyebab Keletihan Mental pada Generasi Z

Pinterest

Gen Z merupakan sebutan pada generasi yang lahir antara tahun 1996 hingga tahun 2013. Gen Z mungkin generasi pertama yang sepenuhnya dibesarkan dengan internet dan smartphone, dan telah tumbuh dengan pengalaman dunia yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Generasi ini perlahan mulai menghadapi tantangan dunia nyata dan mengelola stres kehidupan sehari-hari sebagai orang dewasa.

Menurut jurnal yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA), Gen Z menjadi generasi yang paling dimungkinkan memiliki keletihan mental yang buruk. Keletihan psikologis para Gen Z ini disebakan oleh stres yang berkepanjangan karena pekerjaan, keletihan emosi sebab kurang mampu mengelola masalah, keterasingan dari orang banyak karena internet, serta kehidupan keseharian yang tidak efektif.

Berikut ini ada 5 fenomena psikologis yang menjadi penyebab keletihan mental Gen Z yang harus kamu tahu!

1. Berlebihan mengkhawatirkan seseorang

Pinterest

Ketika kamu berlebihan mengkhawatirkan seseorang, belum tentu itu tanda betapa besar cintamu kepada dia. Tapi kalau ditelusuri secara mendalam, lebih karena kalau dia ada apa-apa, nanti kamu sedih, jadi ribet, kesepian, dan sebagainya. Kamu berlebihan mengkhawatirkan seseorang ternyata demi kepentingan diri sendiri.

Barangkali kamu tipe orang yang seolah-olah melakukan sesuatu demi kepentingan orang lain. Padahal bisa jadi yang kamu lakukan itu sebenarnya demi kepentingan diri sendiri, agar kamu tidak sedih, tidak jadi ribet, tidak kesepian, dan sebagainya.

2. Terjebak dalam kenangan masa lalu

Pinterest

Masa lalu terus kamu bawa sampai sekarang dalam bentuk memori. Kamu sendirilah yang terus menggenggam ingatan dan enggan melepaskannya. Meski ingatan itu perihal luka, tanpa sadar kita menikmati menggenggamnya. Kita rasa menyenangkan terjerat ingatan.

Terjebak dalam kenangan masa lalu yang menyenangkan juga berbahaya. Kadang kamu masih suka membandingkan masa sekarang dengan masa lalu, walaupun masa sekarang tidak seburuk itu. Tapi buat beberapa orang, masa lalu lebih menenangkan dan menyenangkan. Mari mulai belajar melepas diri dari jeratan ingatan.

3. Pertemanan yang tidak sefrekuensi

Pinterest

Karakter teman tidak hanya bisa dilihat saat susah, tapi juga saat kamu tumbuh, bahagia, dan merdeka. Ada yang tulus bilang "I am happy to see you happy" atau "I am happy to see you grow". Ada juga yang malah tantrum, cari kesalahan, tidak rela melihat temannya tumbuh, merdeka, dan bahagia.

Inilah salah satu sebab kenapa circle saat kamu berjuang bisa berbeda dengan saat kamu tumbuh. Karena tidak semua orang bisa berbesar hati melihat orang lain bahagia.

4. Kurangnya pemahaman akan adanya faktor sebab-akibat

Pinterest

Hidup ini bagaikan uang koin yang memiliki dua sisi. Keindahan bunga mawar tidak bisa dipisahkan dari tajamnya duri. Keindahan bulan tidak bisa dipisahkan dari gelapnya malam. Keindahan pertemuan tidak bisa dipisahkan dari pedihnya perpisahan.

Keindahan kebersamaan tidak bisa dipisahkan dari pilunya kehilangan. Keindahan sembuh tidak bisa dipisahkan dari sakit. Keindahan move on tidak bisa dipisahkan dari patah hati.

Hidup ini memang punya pola alirannya sendiri. Karenanya, waktu lahir, tangan menggenggam. Waktu meninggal, tangan membuka. Hidup ini adalah paradoks-paradoks di antara garis sebab akibat.

5. Kurang istirahat

Pinterest

Jika terlalu banyak kegiatan ternyata membuat kamu tertekan, maka carilah waktu untuk istirahat dan bersantai, lalu mulailah mendengarkan tubuhmu sendiri. Jika tubuh sangat lelah, berikan waktu untuk tidur. Selain itu, lakukan kegiatan seperti mendengarkan musik, membaca, menonton film, atau mencoba kegiatan baru yang menyenangkan.

Kamu juga dapat melakukan pengaturan pernapasan, yoga, atau meditasi. Menggunakan waktu 10 menit untuk istirahat dalam satu hari yang sibuk aka n membantu kamu mengatasi tekanan dengan lebih baik.

Demikian 5 fenomena psikologis yang menjadi penyebab keletihan mental Gen Z yang jarang disadari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hirpan Rosidi, S.Psi
EditorHirpan Rosidi, S.Psi
Follow Us