Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fakta Liga Champions yang Tidak Banyak Diketahui Publik

Ilustrasi fakta Liga Champions yang tidak banyak diketahui publik. (Pinterest/Football Fever)

Liga Champions UEFA merupakan turnamen antarklub paling bergengsi di dunia sepak bola. Diselenggarakan setiap tahun oleh UEFA, kompetisi ini mempertemukan klub-klub terbaik dari berbagai liga Eropa untuk memperebutkan gelar juara kontinental.

Sejak awal berdirinya pada tahun 1955 dengan nama European Champion Clubs' Cup, Liga Champions telah melahirkan banyak momen bersejarah dan legenda sepak bola dunia. Namun, di balik sorotan kamera, atmosfer megah, dan stadion-stadion penuh, Liga Champions menyimpan sejumlah fakta menarik yang tak banyak diketahui publik.

Berikut 5 fakta unik yang menambah warna dari perjalanan panjang kompetisi elit ini.

1. Trofi Liga Champions bukan milik tetap klub pemenang

Champions: Amazon, Sky o Mediaset in chiaro? Scelte fatte, dove vedere in tv le gare di Inter, Milan, Napoli e Lazio. (Pinterest/calciomercato.com)

Meski pemenang Liga Champions setiap tahun mengangkat trofi legendaris “big ears”, sebenarnya trofi asli tetap milik UEFA. Klub hanya mendapatkan replika resmi dari trofi tersebut sebagai simbol kemenangan.

Sebelumnya, ada aturan bahwa klub yang memenangkan Liga Champions lima kali atau tiga kali berturut-turut akan mendapatkan trofi aslinya secara permanen, contohnya Real Madrid dan AC Milan. Namun aturan ini dihapus sejak 2009, dan sejak itu trofi asli tetap berada dalam pengawasan UEFA.

2. Klub-klub dari negara kecil pernah lolos ke final

Esquadrão Imortal – Steaua Bucareste 1985-1989. (Pinterest/Imortais Do Futebol)

Meskipun dominasi klub-klub besar Eropa terasa kuat, beberapa klub dari “negara kecil” sepak bola pernah mencetak kejutan dan menembus final Liga Champions. Salah satu contohnya adalah Steaua Bucharest (Rumania) yang bahkan berhasil menjuarai turnamen pada 1986 setelah mengalahkan Barcelona lewat adu penalti.

Selain itu, Panathinaikos dari Yunani juga pernah mencapai final pada tahun 1971. Fakta ini menjadi bukti bahwa di masa lalu, Liga Champions jauh lebih terbuka dan memberi peluang nyata bagi klub dari liga-liga non-elit untuk bersinar di level tertinggi.

3. Gol tercepat di final dicetak dalam hitungan detik

Steven Gerrard & Paolo Maldini Champions League final 2005. (Pinterest/CATCHMAN338)

Gol tercepat di final Liga Champions dicetak oleh Paolo Maldini dari AC Milan hanya dalam waktu 50 detik pada final 2005 melawan Liverpool. Meski Milan unggul 3-0 di babak pertama, pertandingan itu dikenal sebagai “Miracle of Istanbul” karena Liverpool berhasil membalikkan keadaan dan menang lewat adu penalti.

Gol Maldini tersebut masih tercatat sebagai gol tercepat dalam sejarah final Liga Champions, membuktikan bahwa bahkan pemain bertahan bisa mencetak sejarah dalam waktu yang sangat singkat.

4. Final Liga Champions pernah digelar dua kali dalam semusim

How the 1974 European Cup final set Bayern Munich and Atlético Madrid on different paths for decades. (These Football Times)

Pada tahun 1974, final Liga Champions (saat itu masih bernama European Cup) harus digelar dua kali. Pertandingan antara Bayern Munich dan Atlético Madrid berakhir imbang 1–1 setelah perpanjangan waktu, karena saat itu belum ada adu penalti.

Pertandingan ulang digelar dua hari kemudian, dan Bayern Munich menang telak 4–0. Ini adalah satu-satunya final yang diulang dalam sejarah Liga Champions, karena sistem adu penalti baru diberlakukan setelahnya.

5. Klub Inggris dilarang tampil di kompetisi Eropa selama 5 tahun

Heysel 30 years on: how disaster unfolded at Liverpool-Juventus final. (Pinterest/Liverpool Echo)

Setelah tragedi Heysel tahun 1985, di mana 39 suporter tewas dalam kerusuhan jelang final antara Liverpool dan Juventus, UEFA menjatuhkan sanksi keras pada klub Inggris. Semua klub dari Inggris dilarang mengikuti kompetisi Eropa selama lima musim, dan Liverpool mendapat hukuman tambahan satu musim lagi.

Larangan ini berdampak besar pada dominasi klub-klub Inggris di Eropa dan memperlambat perkembangan mereka dibanding rival-rival dari Italia dan Jerman. Namun, sejak akhir 1990-an, klub Inggris kembali menjadi kekuatan dominan di Liga Champions.

Itulah 5 fakta Liga Champions yang tidak banyak diketahui publik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us