Dalam kehidupan sosial, wajar jika kita sesekali ingin dihargai, dipuji, atau diakui. Validasi dari orang lain bisa menghangatkan hati, memberi motivasi, bahkan menumbuhkan rasa percaya diri. Namun masalah muncul ketika validasi itu berubah menjadi kebutuhan pokok, ketika kamu merasa tidak berharga sebelum ada yang mengatakan kamu berharga, atau merasa salah hanya karena orang lain tidak setuju. Ketergantungan pada validasi orang lain perlahan mengikis jati diri tanpa disadari.
Terlalu mengandalkan validasi membuatmu hidup berdasarkan harapan orang lain, bukan suara hatimu. Kamu mungkin tidak sadar bagaimana itu mempengaruhi cara kamu memandang diri sendiri, membuat keputusan, atau membangun hubungan. Efeknya tidak datang tiba-tiba. Ia tumbuh perlahan, seperti kabut yang mengaburkan pandanganmu terhadap siapa dirimu.
Berikut 5 dampak psikologis yang sering muncul karena terlalu mengandalkan validasi orang lain.
