Di tengah hiruk-pikuk dunia yang serba cepat dan penuh tuntutan, sulit rasanya menemukan ruang untuk benar-benar mendengar diri sendiri. Informasi datang dari segala arah, komentar-komentar sosial media berisik, dan rutinitas sehari-hari seakan menenggelamkan suara hati yang paling jujur. Dalam situasi seperti itu, menulis bisa menjadi bentuk perlawanan paling sunyi, cara untuk memulihkan kembali keheningan batin yang hilang.
Menulis untuk diri sendiri bukan soal estetika atau tata bahasa sempurna. Ini tentang kejujuran, tentang membiarkan pikiran mengalir tanpa takut dihakimi. Ia bisa menjadi tempat aman, ruang pribadi tempat kita menampung keresahan, harapan, atau sekadar diam dalam kata-kata.
Berikut 5 cara sederhana menulis untuk diri sendiri ketika dunia di luar terasa terlalu gaduh.