Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi buku emosional yang membuat pembaca menangis diam-diam. (Pinterest/Zoe)
Ilustrasi buku emosional yang membuat pembaca menangis diam-diam. (Pinterest/Zoe)

Tidak semua buku hanya sekadar hiburan. Ada pula yang hadir membawa luka, kenangan, kehilangan, dan cinta yang begitu dalam hingga membekas lama setelah halaman terakhir ditutup. Buku-buku semacam ini bukan hanya mengisi waktu, tapi menyentuh sisi terdalam dalam diri pembacanya. Mereka seperti cermin emosi yang tak terucapkan, menghadirkan rasa yang selama ini mungkin hanya tersimpan di balik diam.

Dalam artikel ini, penulis memilih lima buku yang mampu mengaduk perasaan, menggetarkan jiwa, dan dalam sunyi membuat pembaca meneteskan air mata. Buku-buku ini mengisahkan kehilangan, harapan, kerinduan, dan perjuangan dalam bentuk yang begitu manusiawi. Jika kamu mencari bacaan yang bukan hanya menyentuh pikiran, tetapi juga hati, inilah lima judul yang layak kamu baca perlahan dan dengan perasaan terbuka.

Berikut 5 buku emosional yang membuat pembaca menangis diam-diam.

1. A Little Life oleh Hanya Yanagihara

Ilustrasi buku emosional yang membuat pembaca menangis diam-diam. (Pinterest/Zoe)

Buku ini sering disebut sebagai salah satu novel paling menyayat hati yang pernah ditulis. A Little Life mengikuti kehidupan empat sahabat dari masa kuliah hingga dewasa, dengan fokus pada Jude, seorang pria yang menyimpan trauma kelam dari masa lalunya. Semakin dalam kamu membaca, semakin terkuak lapisan-lapisan luka yang begitu kompleks, mengiris, dan kadang tak tertahankan.

Hanya Yanagihara menulis dengan sensitivitas luar biasa terhadap penderitaan manusia. Dialognya sunyi tapi menusuk, dan narasinya membawa pembaca masuk ke dalam pengalaman hidup yang amat berat. Ini bukan buku yang mudah dibaca, tapi justru karena itulah ia begitu menggugah. Air mata mungkin tak bisa dihindari, terutama ketika kamu menyadari betapa kuat dan rapuh manusia bisa sekaligus.

2. Laut Bercerita oleh Leila S. Chudori

Ilustrasi buku yang harus kamu baca sebelum usia 30 tahun. (Pinterest/Nor Layla)

Novel karya Leila S. Chudori ini menjadi salah satu karya sastra Indonesia paling emosional dalam beberapa tahun terakhir. Laut Bercerita menceritakan tentang Biru Laut, seorang mahasiswa aktivis yang menjadi korban penghilangan paksa pada masa Orde Baru. Ceritanya dibagi dua bagian: suara Laut dan suara adiknya, yang sama-sama penuh kerinduan dan kehilangan.

Yang membuat buku ini begitu menyentuh adalah kemanusiaannya. Ia tidak sekadar bercerita tentang politik, tapi tentang cinta seorang ibu, harapan seorang adik, dan kekosongan yang ditinggalkan oleh orang-orang yang tak kembali. Membaca buku ini ibarat tenggelam dalam kesedihan yang tenang, sunyi tapi begitu kuat, dan tidak jarang menimbulkan air mata tanpa disadari.

3. The Fault in Our Stars oleh John Green

Ilustrasi buku yang mengubah hidup para pembacanya. (Pinterest/lex)

Meski dikategorikan sebagai novel remaja, The Fault in Our Stars telah menembus batas usia karena kekuatan emosionalnya. Buku ini berkisah tentang Hazel Grace, seorang remaja penderita kanker, dan Augustus Waters, seorang survivor kanker yang penuh semangat hidup. Hubungan mereka yang manis tapi rapuh tumbuh di tengah bayang-bayang kematian yang selalu hadir.

John Green menulis dengan gaya yang ringan, cerdas, namun penuh makna. Kamu mungkin akan tertawa pada satu halaman dan menangis pada halaman berikutnya. Kesedihan yang dibawa oleh kisah Hazel dan Gus bukan berasal dari tragedi besar semata, tapi dari detail kecil: percakapan mereka, impian sederhana yang tak bisa diwujudkan, dan cara mereka mencintai dalam waktu yang singkat tapi penuh.

4. Tuesdays with Morrie oleh Mitch Albom

Ilustrasi rekomendasi buku untuk kamu yang ingin mencintai hidup lagi. (Pinterest/Lifestyle)

Buku ini adalah memoar tentang pertemuan penulis dengan mantan dosennya, Morrie Schwartz, yang mengidap ALS. Setiap hari Selasa, Mitch datang untuk mengobrol dengan Morrie tentang hidup, cinta, kematian, dan makna eksistensi. Percakapan-percakapan itu sederhana tapi sangat menyentuh, karena dituturkan dari seseorang yang perlahan kehilangan tubuhnya tapi tidak semangat hidupnya.

Membaca Tuesdays with Morrie seperti mendengarkan pesan dari seseorang yang tahu bahwa waktunya tinggal sedikit, namun justru menjadikannya berarti. Air mata tidak hanya muncul karena kesedihan, tapi juga karena kehangatan dan kebijaksanaan yang begitu jujur. Buku ini seringkali membuat pembacanya merenung dan menangis pelan, bukan karena putus asa, tapi karena merasa tersentuh dalam.

5. Ayah oleh Andrea Hirata

Ilustrasi buku emosional yang membuat pembaca menangis diam-diam. (IDN Times)

Dalam novel ini, Andrea Hirata menulis dengan bahasa yang lembut dan penuh cinta. Buku Ayah mengisahkan perjalanan anak bernama Sabari, seorang pria sederhana yang memiliki cinta luar biasa terhadap anak dan keluarganya. Dalam diam dan kesabaran yang sering kali disalahartikan sebagai kelemahan, Sabari membuktikan bahwa cinta sejati tidak pernah berhenti berjuang.

Yang membuat buku ini begitu emosional adalah kesederhanaannya. Tak ada konflik besar atau plot twist mencolok, tapi justru dari keheningan itulah kekuatan cerita muncul. Air mata bisa jatuh saat membaca tentang ketulusan cinta yang tak banyak bicara, tapi tak pernah menyerah. Andrea Hirata sekali lagi membuktikan bahwa kekuatan emosi bisa disampaikan tanpa harus berteriak, cukup dengan ketulusan.

Itulah 5 buku emosional yang membuat pembaca menangis diam-diam. Selamat membaca, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team