Rasa syukur sering dianggap sekadar sikap moral atau kebiasaan spiritual. Namun, psikologi modern dan ilmu saraf menunjukkan bahwa bersyukur memiliki dampak nyata pada cara kerja otak. Ketika seseorang melatih rasa syukur, otak tidak hanya mengalami perubahan emosional, tetapi juga perubahan fisiologis yang memengaruhi kesehatan mental dan fisik secara menyeluruh.
Menariknya, efek syukur tidak terbatas pada momen sesaat. Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan bersyukur secara konsisten dapat membentuk ulang jalur saraf (neuroplasticity), membuat otak lebih peka terhadap hal-hal positif. Dengan kata lain, syukur dapat melatih otak untuk melihat dunia dengan lebih optimis.
Berikut 5 alasan mengapa bersyukur bisa benar-benar mengubah otak kita.