Pernahkah mendengar atau bahkan mengucapkan kalimat seperti, "Jangan nangis, kamu kan laki-laki!" pada anak? Meski terdengar sepele, ungkapan ini dapat berdampak besar pada perkembangan emosional anak laki-laki. Mengajarkan anak untuk menahan tangis dan menyembunyikan perasaan mereka bisa berujung pada berbagai konsekuensi negatif di masa depan.
Banyak dari kita tumbuh dengan anggapan bahwa laki-laki harus kuat, tidak boleh cengeng, dan menangis adalah tanda kelemahan. Stereotip ini sudah turun-temurun dan tertanam dalam budaya kita. Padahal, emosi adalah bagian alami dari manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Profesor Marilyn Chapman dari University of British Columbia menekankan bahwa penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak-anak cara memahami dan mengekspresikan emosi mereka dengan sehat. Ia mengatakan bahwa usia 2 hingga 5 tahun adalah masa penting bagi anak untuk belajar mengelola emosinya.
Jika anak laki-laki terus-menerus dilarang menangis dan dipaksa menahan emosinya, akibatnya bisa berbahaya. Berikut dampak buruk yang bisa terjadi jika kita terus mengatakan, "Anak laki-laki tak boleh nangis!"