Gentle Parenting atau Memanjakan Anak? Ini 4 Perbedaannya!

Di dunia pengasuhan anak, istilah "gentle parenting" sering kita dengar. Pola asuh ini menarik hati banyak orangtua karena caranya yang lembut, penuh empati, dan mendukung perkembangan emosional anak. Namun, tak sedikit yang salah paham, menganggap gentle parenting sebagai cara memanjakan anak dan membiarkan mereka tumbuh tanpa disiplin. Benarkah demikian?
Sebelum menyimpulkan, penting untuk memahami bahwa gentle parenting berbeda jauh dari konsep memanjakan anak. Gentle parenting bukan berarti membiarkan anak melakukan apa saja tanpa batasan. Pola asuh ini justru menekankan keseimbangan antara kasih sayang dan batasan yang jelas.
Dengan memahami perbedaannya, kita bisa melihat mengapa gentle parenting menjadi metode yang direkomendasikan oleh para ahli. Berikut perbedaan utama antara gentle parenting dan memanjakan anak.
1. Empati dan validasi vs menuruti semua kemauan anak
Gentle parenting mengajarkan pentingnya memahami dan memvalidasi perasaan anak. Ketika anak merasa sedih atau marah, usahakan untuk mengakui perasaan itu tanpa menghakimi. Misalnya, jika anak menangis karena mainannya rusak, orangtua bisa mengatakan, “Ibu tahu kamu sedih sekali. Mainan itu memang sangat kamu suka.” Kalimat ini membuat anak merasa dimengerti.
Sebaliknya, memanjakan anak sering kali ditandai dengan menuruti semua keinginannya tanpa mempertimbangkan apakah itu baik untuk mereka atau tidak. Ketika anak menangis karena mainannya rusak, orangtua mungkin langsung membelikannya mainan baru hanya untuk menghentikan tangisan. Tindakan ini mungkin efektif dalam jangka pendek, tetapi tidak membantu anak belajar mengelola emosi atau menghargai apa yang mereka miliki.