Pernahkah kamu membuka lemari atau laci, menemukan barang yang dulu sangat kamu sukai, tetapi kini hanya teronggok di sudut? Meski sudah tak lagi menarik atau berguna, ada rasa berat untuk membuangnya.
Entah karena rasa bersalah, kenangan yang melekat, atau sekadar rasa sayang. Fenomena ini lebih dari sekadar masalah ruang penyimpanan. Ia menyentuh lapisan psikologis kita yang dalam, seperti tentang identitas, memori, bahkan rasa aman.
Penulis ingin mengajak kamu menelusuri mengapa kita sulit melepaskan barang-barang yang tak lagi kita sukai. Dari faktor nostalgia, rasa bersalah, hingga kecemasan kehilangan kendali, kita akan memahami bahwa decluttering bukan sekadar aktivitas beres-beres.
Melepaskan benda ternyata juga berarti berani melepaskan bagian diri yang tak lagi relevan, demi memberi ruang bagi hal baru.
Berikut ulasan mengapa kita sulit melepaskan barang yang tak lagi kita suka?