Di era yang menyanjung produktivitas sebagai tolak ukur nilai diri, banyak orang merasa bersalah ketika tidak melakukan sesuatu yang dianggap bermanfaat. Fenomena ini dikenal sebagai productivity guilt, yaitu perasaan bersalah karena merasa tidak cukup produktif, bahkan saat sedang beristirahat.
Di media sosial, kita sering disuguhi citra orang-orang yang tampak selalu sibuk dan berhasil, seolah-olah istirahat adalah bentuk kemalasan. Padahal, istirahat adalah bagian penting dari siklus produktivitas yang sehat. Ketika rasa bersalah mengganggu waktu santai, itu bisa memicu stres kronis, kelelahan emosional, dan bahkan burnout.
Mengenali tanda-tanda bahwa kamu terjebak dalam productivity guilt adalah langkah awal untuk membangun hubungan yang lebih sehat dengan waktu dan dirimu sendiri.
Berikut 5 tanda kamu terjebak dalam productivity guilt.