Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi hal-hal sepele ini ternyata dapat menyebabkan gangguan jiwa. (Pinterest/ADRIANNE ARMIDA)
Ilustrasi hal-hal sepele ini ternyata dapat menyebabkan gangguan jiwa. (Pinterest/ADRIANNE ARMIDA)

Gangguan jiwa sering kali diasosiasikan dengan peristiwa traumatis besar atau kondisi medis tertentu. Namun, dalam kenyataannya, banyak kasus gangguan mental berawal dari hal-hal kecil yang tampak sepele dalam kehidupan sehari-hari. Karena bersifat ringan dan umum, hal-hal ini sering kali diabaikan, padahal jika terus berlanjut, dampaknya bisa sangat signifikan terhadap kesehatan mental.

Memahami pemicu-pemicu kecil ini penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan jiwa secara proaktif. Hal-hal sederhana seperti kurang tidur, kebiasaan menunda pekerjaan, hingga interaksi sosial yang toxic bisa menjadi pemicu stres berkepanjangan, kecemasan, bahkan depresi.

Berikut 5 hal sepele yang ternyata dapat menyebabkan gangguan jiwa.

1. Kebiasaan menunda pekerjaan (prokrastinasi)

Ilustrasi tanda tubuhmu sedang berjuang di survival mode. (Pinterest/Verywell Mind)

Prokrastinasi sering dianggap sebagai sekadar kebiasaan buruk, padahal dampaknya jauh lebih serius. Sirois dan Pychyl dalam penelitiannya Procrastination and the priority of short-term mood regulation: Consequences for future self, mengatakan kebiasaan menunda pekerjaan bisa menimbulkan tekanan mental yang terus meningkat, karena beban tugas yang menumpuk memicu rasa cemas, rasa bersalah, bahkan kehilangan motivasi secara bertahap.

Studi yang dilakukan oleh Eckert, Ebert, Lehr, Sieland, dan Berking dengan judul Overcome procrastination: Enhancing emotion regulation skills reduce procrastination, menemukan bahwa prokrastinasi kronis berkaitan erat dengan gejala kecemasan dan depresi. Ketika seseorang merasa tidak mampu mengontrol waktunya, mereka mulai kehilangan rasa percaya diri dan merasa terjebak dalam siklus kegagalan.

Hal ini, dalam jangka panjang, berpotensi mengganggu stabilitas emosional dan kesejahteraan psikologis.

2. Terlalu lama menatap layar gadget

Pinterest

Penggunaan gadget secara berlebihan, terutama tanpa jeda yang cukup, dapat mengganggu fungsi otak dan kesehatan mental. Waktu layar yang berlebihan telah dikaitkan dengan gangguan tidur, peningkatan kecemasan, dan penurunan kualitas hidup secara umum.

Efek negatif ini diperparah oleh konsumsi media sosial yang seringkali memicu perasaan tidak aman, iri, atau cemas karena membandingkan diri dengan orang lain. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan meningkatkan risiko depresi, terutama pada remaja dan dewasa muda.

3. Kurang paparan cahaya matahari

Ilustrasi tanda kamu tertular energi negatif orang lain. (Pinterest/Mary Goettelmann)

Paparan sinar matahari yang cukup penting untuk produksi vitamin D, yang memiliki peran besar dalam regulasi suasana hati dan fungsi otak. Kekurangan vitamin D telah terbukti berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan seperti depresi dan gangguan afektif musiman atau seasonal affective disorder.

Selain itu, sinar matahari juga membantu mengatur ritme sirkadian yang mengatur pola tidur. Jika seseorang jarang keluar rumah atau bekerja di lingkungan tanpa cahaya alami, mereka lebih rentan mengalami gangguan tidur, yang kemudian dapat memicu gangguan jiwa seperti kecemasan dan stres kronis, ungkap Golden, R. N dalam penelitiannya The efficacy of light therapy in the treatment of mood disorders: A review and meta-analysis.

4. Lingkungan sosial yang negatif

Ilustrasi mental miskin yang menjadi penyebab kamu susah kaya. (Pinterest/Forbes)

Sering berinteraksi dengan orang yang toxic, suka mengkritik, atau menyebarkan energi negatif bisa berdampak buruk pada kondisi psikologis seseorang. Hubungan yang tidak sehat membuat individu merasa tidak dihargai, direndahkan, atau bahkan dimanipulasi, yang seiring waktu dapat menurunkan kesehatan mental secara drastis.

Kondisi ini bisa memicu stres berkepanjangan, kecemasan, dan gangguan identitas diri. Terlebih jika individu tidak memiliki support system yang sehat, mereka akan merasa terjebak dan kesulitan keluar dari situasi tersebut. Hubungan sosial yang baik sangat penting untuk menjaga stabilitas emosional dan keseimbangan mental.

5. Kurang tidur secara terus-menerus

Ilustrasi tidur kurang dari 6 jam bisa mengubah genetik tubuh. (Pinterest/Bedfolk)

Tidur bukan hanya soal istirahat fisik, tapi juga vital untuk proses pemulihan mental dan emosional. Ketika seseorang kurang tidur secara konsisten, fungsi otak terganggu, terutama pada bagian yang mengatur emosi dan pengambilan keputusan. Ini bisa menyebabkan iritabilitas, sulit konsentrasi, bahkan gejala depresi.

Penelitian yang dilakukan Baglioni dengan judul Insomnia as a predictor of depression: A meta-analytic evaluation of longitudinal epidemiological studies, menunjukkan hasil bahwa gangguan tidur seperti insomnia sering kali merupakan gejala awal gangguan jiwa, tetapi juga dapat menjadi penyebab utamanya.

Tidur yang tidak cukup juga meningkatkan kadar hormon stres dalam tubuh, seperti kortisol, yang memperparah ketidakseimbangan psikologis.

Nah, itulah 5 hal sepele yang ternyata dapat menyebabkan gangguan jiwa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team