5 Ciri Kamu Berubah Jadi Workaholic Tanpa Disadari

Setiap orang pasti ingin sukses dalam karier, tapi kadang ambisi yang terlalu besar malah bikin kamu terjebak dalam kebiasaan kerja berlebihan tanpa sadar. Awalnya mungkin kamu cuma merasa ingin menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, lalu mulai sering lembur, sampai akhirnya hampir seluruh waktumu habis untuk kerja.
Tanpa disadari, kamu mulai menjadikan pekerjaan sebagai prioritas utama, bahkan mengorbankan waktu istirahat dan kehidupan sosial.
Workaholic bukan cuma soal banyak kerja, tapi kondisi ketika kamu merasa gelisah kalau gak bekerja, selalu memikirkan pekerjaan, dan sulit menikmati waktu luang. Sayangnya, banyak orang yang gak sadar kalau mereka sudah masuk ke fase ini.
Buat kamu yang penasaran apakah kamu sudah jadi workaholic atau belum coba cek lima ciri berikut ini.
1. Pekerjaan selalu ada di kepalamu, bahkan di waktu luang

Saat libur atau sedang bersantai, seharusnya kamu bisa menikmati waktu tanpa gangguan. Tapi kalau kamu tetap kepikiran soal email, deadline, atau proyek yang harus diselesaikan, itu tanda kalau pekerjaan sudah terlalu menguasai pikiranmu. Bahkan ketika lagi nonton film atau nongkrong sama teman, kamu masih mikirin tugas kantor atau malah buka laptop untuk cek kerjaan.
Lama-lama, ini bisa bikin kamu gak bisa menikmati momen-momen kecil dalam hidup. Waktu buat keluarga, teman, atau bahkan buat diri sendiri jadi terasa sia-sia kalau gak diisi dengan kerja. Ini bahaya, karena tanpa sadar, kamu mulai mengukur nilai dirimu dari seberapa banyak kerja yang bisa kamu selesaikan, bukan dari kebahagiaan atau kualitas hidup yang kamu punya.
2. Gak bisa berhenti kerja, bahkan saat sakit atau liburan

Punya tanggung jawab dalam pekerjaan itu penting, tapi kalau kamu tetap memaksakan diri bekerja saat sakit atau di waktu liburan, itu tanda bahaya. Seharusnya, sakit atau liburan adalah waktu buat istirahat, tapi kalau kamu masih ngotot buat tetap produktif, itu berarti kamu udah kecanduan kerja. Mungkin awalnya kamu merasa bangga bisa tetap bekerja dalam kondisi apa pun, tapi lama-lama tubuhmu bakal memberikan peringatan keras.
Tubuh yang terus dipaksa kerja tanpa istirahat bakal gampang drop. Sakit kepala, sulit tidur, atau gampang stres bisa jadi tanda awalnya. Kalau diteruskan, kamu bisa mengalami burnout, di mana energi dan motivasi kerja malah hilang sama sekali. Jadi, kalau kamu mulai merasa bersalah atau cemas saat gak bekerja, coba tanyakan ke diri sendiri: apa kamu yang mengendalikan pekerjaan, atau pekerjaan yang mengendalikan kamu?
3. Hidupmu cuma tentang kerja, gak ada waktu buat hal lain

Coba ingat-ingat, kapan terakhir kali kamu melakukan sesuatu di luar pekerjaan yang benar-benar bikin bahagia? Kalau kamu merasa gak punya waktu buat hobi, olahraga, atau sekadar ngobrol santai tanpa mikirin kerjaan, itu tanda lain kalau kamu sudah jadi workaholic. Semua waktumu habis buat kerja, sampai-sampai kamu gak sadar kalau kehidupan pribadimu mulai hilang.
Awalnya mungkin kamu berpikir ini cuma fase sibuk sementara, tapi kalau sudah berlangsung lama dan kamu gak bisa menemukan keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi, ini bisa berbahaya. Hidup bukan cuma tentang kerja dan mencari uang, tapi juga tentang menikmati momen kecil, menjalin hubungan, dan punya pengalaman baru di luar dunia kerja.
4. Selalu merasa harus sibuk, kalau gak kerja jadi gak tenang

Ada orang yang merasa bersalah kalau lagi santai, seolah-olah kalau gak sibuk berarti malas atau gak produktif. Ini juga salah satu ciri workaholic. Kamu merasa gak nyaman kalau gak kerja, bahkan saat tugas sudah selesai atau gak ada hal mendesak. Akhirnya, kamu selalu mencari pekerjaan tambahan, bikin to-do list baru, atau sekadar cek email berulang kali hanya untuk merasa tetap sibuk.
Padahal, istirahat juga bagian dari produktivitas. Kalau kamu terus-terusan memforsir diri, kualitas pekerjaanmu bisa menurun dan kreativitas bisa buntu. Workaholic sering lupa kalau waktu istirahat sebenarnya bisa bikin mereka lebih segar dan fokus saat kembali bekerja. Jadi, kalau kamu mulai merasa bersalah saat gak kerja, mungkin sudah waktunya untuk evaluasi pola kerjamu.
5. Hubungan dengan orang lain mulai terganggu

Kalau orang-orang terdekat mulai mengeluh kamu terlalu sibuk, jarang ada waktu buat mereka, atau selalu sibuk dengan laptop saat kumpul, itu tanda jelas kalau pekerjaan sudah mengambil alih hidupmu. Mungkin kamu merasa bekerja keras demi masa depan yang lebih baik, tapi kalau akhirnya kamu kehilangan momen berharga bersama keluarga dan teman, apa itu benar-benar sepadan?
Workaholic sering gak sadar kalau mereka perlahan menjauh dari orang-orang yang peduli. Awalnya, mungkin hanya sekadar menolak satu dua ajakan hangout, tapi lama-lama, kamu gak lagi jadi bagian dari kehidupan mereka. Jika kamu merasa hubungan dengan orang-orang terdekat mulai renggang karena pekerjaan, mungkin sudah saatnya buat menata ulang prioritas dalam hidup.
Menjadi pekerja keras itu bagus, tapi kalau sampai kehilangan keseimbangan hidup, itu bisa jadi masalah besar. Kalau beberapa ciri di atas terasa relate buat kamu, mungkin sudah waktunya buat berhenti sejenak, mengevaluasi diri, dan mulai belajar menetapkan batasan agar hidup tetap seimbang.
Ingat, sukses dalam karier itu penting, tapi hidup yang bahagia dan sehat jauh lebih berharga.