5 Perang Batin Gen Z Antara Passion dan Realita Ekonomi

Siapa nih yang pernah ngerasa dilema antara mengejar passion atau realistis soal isi dompet? Wah, kamu gak sendirian, kok. Gen Z tuh generasi yang tumbuh di tengah semangat “kerja sesuai hati” tapi juga dihantam realita hidup yang bilang, “Eh, cicilan gak bisa dibayar pakai mimpi.” Ironis, ya? Tapi itulah kenyataannya.
Gak jarang, perang batin ini jadi sumber galau harian. Mau ngikutin hati takut gak bisa hidup layak, tapi kalau kerja sekadar buat gaji, jiwa rasanya kosong. Nah, artikel ini akan membahas lima perang batin paling relatable yang sering dialami Gen Z saat berhadapan dengan passion vs realita ekonomi.
Yuk, simak baik-baik. Siapa tahu kamu bisa nemuin secercah pencerahan dari konflik batin ini!
1. Passion bikin bahagia, tapi tagihan gak bisa ditunda
Punya passion yang bikin kamu semangat bangun pagi itu luar biasa. Tapi begitu lihat tanggal tua dan notifikasi “tagihan belum dibayar,” kebahagiaan itu bisa langsung menguap. Banyak Gen Z yang merasa bahwa kerja sesuai passion tuh priceless, bisa melakukan hal yang disukai, berkembang secara pribadi, dan merasa hidup punya makna. Tapi kalau gak ada pemasukan yang stabil, yang ada malah stres berkepanjangan.
Di sisi lain, hidup itu penuh kebutuhan yang gak bisa ditunda. Makan, transportasi, bayar kos, langganan internet (buat ngonten atau kerja), semuanya butuh duit. Akhirnya, banyak yang terjebak di titik nanggung, kerja biar dapet duit, tapi sambil nyisihin waktu buat passion. Capek? Pasti. Tapi ini realita yang harus dihadapi dengan bijak dan strategi, bukan sekadar mengeluh.