5 Informasi yang Gak Perlu Kamu Cantumkan pada CV, Pahami Dulu!

Kalau sedang menyusun CV, pasti kepikiran buat masukin sebanyak mungkin informasi biar kelihatan meyakinkan. Tapi justru karena pengen terlihat baik, banyak orang malah kebablasan masukin hal-hal yang sebenarnya gak penting dan malah bisa jadi bumerang.
Ingat, CV itu bukan buku riwayat hidup yang harus mencakup semua detail dari kecil sampai sekarang. Perekrut biasanya cuma butuh info yang relevan sama pekerjaan yang kamu lamar, bukan cerita hidup lengkap dari SD sampai sekarang.
Nah, supaya CV kamu tetap rapi, padat, dan jelas, ada beberapa informasi yang sebaiknya kamu skip aja. Selain karena gak relevan, beberapa hal ini malah bisa bikin kamu terlihat kurang profesional atau bahkan menurunkan peluang buat dipanggil interview.
Jadi, sebelum kamu kirim CV ke HRD, coba cek lagi, apakah masih ada informasi berikut yang seharusnya gak perlu dimasukin?
1. Agama

Banyak orang masih berpikir kalau mencantumkan agama di CV itu penting, padahal dalam dunia kerja, informasi ini sama sekali gak relevan. Perusahaan itu mencari orang berdasarkan skill, pengalaman, dan kecocokan dengan posisi yang dibutuhkan, bukan dari agama yang dianut.
Kalau perusahaan menilai seseorang dari agamanya, itu malah bisa jadi tanda lingkungan kerja yang diskriminatif, dan kamu harus berpikir ulang sebelum masuk ke sana.
Selain itu, mencantumkan agama juga bisa mengarah ke bias yang gak perlu. Misalnya, ada rekruter yang secara gak sadar punya preferensi tertentu dan akhirnya mempengaruhi keputusan mereka.
Daripada bikin peluang jadi lebih kecil gara-gara hal yang gak berhubungan sama kemampuan kerja, lebih baik fokusin CV kamu ke informasi yang benar-benar mendukung kualifikasi dan pengalaman kamu.
2. Hobi

Banyak orang mikir kalau masukin hobi di CV bisa bikin mereka kelihatan lebih menarik. Tapi kenyataannya, HRD gak akan terlalu peduli sama apa yang kamu lakuin di waktu luang, kecuali memang ada hubungannya sama pekerjaan yang dilamar.
Misalnya, kalau kamu melamar jadi desainer grafis dan hobi kamu adalah ilustrasi digital, itu bisa jadi nilai tambah. Tapi kalau kamu melamar posisi akuntan dan menulis suka traveling atau main game, itu gak akan berpengaruh apa-apa ke peluang kamu diterima.
Selain itu, CV yang terlalu banyak informasi gak relevan malah bisa mengalihkan perhatian dari bagian yang lebih penting, seperti pengalaman kerja dan skill. Perekrut cuma punya waktu sebentar buat nge-review CV, jadi pastikan setiap informasi yang kamu masukin punya nilai yang jelas.
Kalau mau menonjolkan kepribadian, lebih baik tunjukin lewat cara kamu nulis cover letter atau saat wawancara nanti.
3. Riwayat pendidikan SD-SMP

Pernah gak sih, lihat orang masukin riwayat pendidikan dari SD sampai kuliah di CV? Ini salah satu hal yang sering dilakukan, padahal sama sekali gak perlu. SD dan SMP itu gak relevan buat dunia kerja, karena yang lebih diperhitungkan adalah pendidikan terakhir yang kamu tempuh.
Bahkan kalau kamu sudah kuliah, mencantumkan SMA pun kadang gak diperlukan, kecuali memang ada sesuatu yang spesial seperti ikut program akselerasi atau lulus dengan prestasi tertentu.
HRD lebih fokus ke skill dan pengalaman kerja, bukan ke sekolah mana kamu dulu belajar perkalian atau ngerjain PR IPA. Makanya, cukup cantumkan pendidikan terakhir kamu aja untuk lebih amannya. CV itu sebaiknya singkat dan langsung ke inti, jadi hapus aja bagian yang gak relevan supaya informasi penting bisa lebih mudah ditemukan.
4. Status pernikahan

Banyak orang masih berpikir kalau status pernikahan itu perlu dimasukin di CV, padahal kenyataannya ini sama sekali gak berpengaruh ke kualifikasi kamu. Baik kamu single, menikah, atau bahkan punya anak, itu bukan hal yang akan menentukan apakah kamu cocok buat suatu pekerjaan atau gak. Malah, ada kemungkinan status ini bisa memunculkan bias yang gak perlu dari pihak rekruter.
Misalnya, beberapa perusahaan masih punya stereotip kalau karyawan yang sudah menikah lebih stabil tapi punya lebih banyak tanggungan, sedangkan yang masih lajang dianggap lebih fleksibel tapi kurang settled.
Padahal, performa kerja seseorang gak ada hubungannya sama status pernikahan mereka. Daripada memberi informasi yang bisa memicu asumsi yang gak perlu, lebih baik fokus aja ke pengalaman dan keterampilan yang bisa kamu tawarkan.
5. Alamat lengkap

Dulu, mungkin mencantumkan alamat lengkap di CV itu hal yang lumrah, tapi sekarang, cukup tulis kota atau daerah tempat tinggal aja. Gak ada perusahaan yang butuh tahu kamu tinggal di jalan apa, nomor rumah berapa, atau RT/RW berapa. Selain karena gak relevan, ini juga bisa jadi masalah privasi.
Sebagian besar perusahaan hanya peduli apakah kamu tinggal di kota yang sama dengan kantor mereka atau apakah kamu bersedia pindah kalau dibutuhkan. Kalau kamu mencantumkan alamat lengkap, justru bisa ada potensi diskriminasi berdasarkan lokasi, misalnya kalau perusahaan lebih memilih kandidat yang rumahnya lebih dekat ke kantor.
Jadi, daripada ngasih info yang terlalu detail, cukup tulis nama kota atau daerah umum supaya CV kamu tetap profesional dan to the point.
CV yang baik itu bukan yang paling panjang atau paling banyak informasinya, tapi yang paling relevan dan jelas. Semakin ringkas dan fokus CV kamu, semakin mudah HRD melihat apa yang benar-benar bisa kamu tawarkan ke perusahaan.
Jadi, sebelum kirim CV, pastikan lagi kalau gak ada informasi yang gak perlu atau bahkan bisa merugikan kamu. Daripada buang-buang space buat hal yang gak penting, lebih baik gunakan untuk menyorot pengalaman dan keterampilan yang bisa bikin kamu menonjol di mata rekruter.