Yobai, Tradisi Kontroversial Pencarian Pasangan Cinta di Jepang

Lelaki menyelinap ke rumah perempuan dengan telanjang bulat

Jepang telah lama dikenal dengan budaya dan tradisinya yang unik. Salah satunya adalah tradisi kontroversial yang dikenal sebagai Yobai. Tradisi ini diyakini sudah ada sejak zaman Edo pada tahun 1603 dan kabarnya masih mengakar di pedesaan Jepang. 

Yobai dilakukan oleh seorang pria yang masuk ke dalam rumah seorang gadis dengan tujuan tertentu, salah satunya yakni berhubungan seksual. Yobai sendiri dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni tertutup, terbuka, dan campuran.

Yobai tertutup hanya terjadi di dalam desa asal, di mana sang gadis menjadi nyonya yang dicari oleh pria. Sementara itu, Yobai terbuka berarti pria pergi ke desa tetangga dan melakukan hubungan dengan gadis-gadis di sana. Sedangkan Yobai campuran merupakan gabungan dari dua jenis sebelumnya.

Tujuan praktik aneh ini adalah untuk belajar cara bercinta. Tetapi Tradisi ini sudah tidak lazim dipraktikkan, namun kabarnya hingga kini masih menjadi fantasi seksual yang populer di kalangan orang Jepang. Simak ulasannya!

1. Lelaki menyelinap ke rumah gadis dengan telanjang bulat

Yobai, Tradisi Kontroversial Pencarian Pasangan Cinta di JepangIlustrasi tradisi Yobai di Jepang (Sworandscale)

Tradisi Yobai ini dilakukan lelaki di malam hari, saat memasuki rumah si gadis yang ia sukai, maka ia harus telanjang bulat. Hal ini dilakukan agar tidak disalahartikan sebagai seorang pencuri, karena hukuman mencuri pada masa itu sangatlah berat. Dalam pandangan masyarakat Jepang pada masa itu, tindakan ini dianggap sebagai tindakan menguntit di malam hari, yang dilakukan oleh orang yang "dilahirkan oleh ibu".

Apabila sang wanita setuju, penyelinap itu akan bercinta dengannya. Setelah bercinta, sang pria akan menyelinap keluar meninggalkan sang wanita, meninggalkan rumah wanita itu dan berpura-pura tidak terjadi apapun. Setelah tiga sampai empat kali Yobai, pria dan wanita itu akan mulai berkencan.

Baca Juga: Keturunan Raja Cakranegara Minta Dilibatkan soal Harta Karun Lombok 

2. Orang tua pura pura tidak memperhatikan

Yobai, Tradisi Kontroversial Pencarian Pasangan Cinta di JepangPemukiman warga Jepang di desa (Pinterest/Alo Japan)

Hal yang menarik dalam banyak kasus Yobai, kegiatan ini seringkali dilakukan dengan persetujuan orang tua, yang bahkan membiarkan pintu terbuka. Bahkan, kemungkinan kehamilan yang bisa timbul dari hubungan ini tidak menimbulkan rasa takut bagi siapapun. Setelah terjadinya Yobai, terdapat dua opsi pengembangan acara, yakni pernikahan atau status sebagai ibu tunggal.

Orang tua pura-pura tidak memperhatikan apa pun terkait kejadian tersebut, namun beberapa hari kemudian, mereka menangkap pria yang terlibat dalam Yobai tersebut di depan umum dan memberikan sang pria hukuman berupa ejekan. Sang pria pun merasa malu dan meminta maaf. Beberapa hari kemudian, pernikahan diadakan sebagai tanda pengakuan resmi terhadap hubungan tersebut.

3. Ditinggalkan masyarakat Jepang karena dianggap penyimpangan

Yobai, Tradisi Kontroversial Pencarian Pasangan Cinta di JepangKehidupan modern masyarakat Jepang (Pinterest/ Japanko Official)

Tradisi ini memiliki elemen petualangan yang sebenarnya, karena melibatkan hubungan seksual dengan orang asing. Namun, tidak jarang pula terjadi kasus di mana pria yang terlibat berubah menjadi 'buaya langka', yang berarti ia telah mengecewakan atau mengkhianati banyak wanita. 

Meskipun tradisi Yobai berlanjut hingga pertengahan abad ke-20, saat ini tradisi ini telah kehilangan popularitasnya dan dianggap sebagai penyimpangan. Perubahan budaya dan pandangan masyarakat telah membuat Yobai tidak lagi diterima secara luas. Namun, sejarahnya yang unik dan kontroversial tetap memberikan wawasan tentang kehidupan dan hubungan antarmanusia pada masa lalu di Jepang.

Saat ini, Jepang telah berubah menjadi masyarakat yang lebih terbuka dan modern, dengan norma-norma yang berbeda dalam hubungan dan pernikahan. Tradisi seperti Yobai mungkin menjadi bagian dari sejarah yang menarik untuk dipelajari, tetapi telah ditinggalkan dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Bayi Berkaki Enam Asal Lombok Timur akan Dioperasi di RSUD NTB

Ruhaili Photo Community Writer Ruhaili

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya