Alat Musik Tradisional Terumpang Khas dari Nusa Tenggara Barat

Dipergunakan dalam kegiatan budaya warga NTB

Mataram, IDN Times - Bila kita berbicara tentang alat musik tradisional Indonesia pasti banyak ragamnya, seluruh pelosok Indonesia memiliki alat musik khas daerahnya. Sebagian besar berbahan kayu atau bambu, dan memiliki suara berbeda-beda. Kegunaannya juga kadang berbeda ada yang hanya untuk mengisi waktu luang ada juga yang untuk mengiringi acara-acara adat seperti pernikahan atau upacara keagamaan.

Kali ini, kita akan membahas alat musik tradisional masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB). 

1. Alat musik terumpang

Alat Musik Tradisional Terumpang Khas dari Nusa Tenggara Baratkumpulanilmu.com

Alat musik tradisional kali ini adalah terumpang khas dari NTB. Bentuknya menyerupai mangkuk besar yang pada salah satu sisinya terdapat lingkaran cembung. Lingkaran cembung ini atau terlihat seperti benjolan mirip dengan yang ada pada musik pencon dalam karawitan gamelan Jawa.

Terumpang ini menggunakan logam kuningan untuk bahan utama pembuatannya, terumpang biasanya dimainkan oleh sosok sekaha dengan cara dipukul dengan sebuah alat pemukul yang dibuat khusus agar menimbulkan bunyi yang lantang.

Cara memegangnya cukup taruh di atas paha dengan posisi miring, kemudian tangan memegang satu sisi agar tidak jatuh dan tangan satu lagi memegang pemukul. Mirip dengan gong ya, tetapi ukurannya lebih kecil.

Baca Juga: Destinasi Wisata Pantai Eksotik di Provinsi NTB

2. Provinsi NTB

NTB letaknya ada di bagian barat kepulauan nusa tenggara. Memiliki ibu kota provinsi di Mataram, terdapat 10 kabupaten dan 2 kota. Di tahun 2020, penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat tercatat sebanyak 5.320.092 jiwa. Lengkap dengan kepadatan penduduk yang mencapai 264 jiwa/km².

Saat kemerdekaan Indonesia, awalnya daerah ini termasuk ke dalam wilayah Provinsi Sunda. Provinsi ini dibagi menjadi 3 yaitu Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pada Provinsi Nusa Tenggara Barat ini terdapat 2 buah pulau besar yaitu Pulau Lombok di barat dan Pulau Sumbawa di timur, kemudian untuk penghuni terbesar di Pulau Lombok adalah orang-orang dari Suku Sasak. Sedangkan pada Pulau Sumbawa, banyak didiami oleh Suku Bima atau Mbojo dan Suku Sumbawa tentunya.

3. Bahasa daerah di NTB

Dari segi bahasa, provinsi ini memiliki 4 bahasa daerah yakni Bahasa Sasak, Bahasa Sumbawa, Bahasa Bima, dan Bahasa Bali.

Bahasa Sasak merupakan bahasa yang banyak digunakan di Pulau Lombok, bahasa ini mempunyai 3 tingkatan yaitu lembut, sedang, dan kasar. Bahasa Sasak ini hasil perpaduan Bahasa Jawa dan Bali,  dan terdiri dari 5 dialeg berbeda.

Bahasa Sumbawa atau Semawa tentunya banyak dipakai di Pulau Sumbawa, dialeg yang dipakai jauh lebih banyak dari Bahasa Sasak bahkan mencapai 11 dialeg berbeda.

Bahasa Bima tentu milik penduduk yang tinggal di Bima, namun juga dipakai di Dompu, dan Sangiang.  Bahasa ini hanya ada 2 tingkatan, yakni halus dan kasar. Untuk dialeg, terdapat 3 dialeg yang tentu jauh lebih sedikit dibanding bahasa lainnya.

Bahasa Bali digunakan karena secara historis Raja Bali XVII pernah menguasai daerah ini, didukung dengan secara geografis yang menunjukkan keberadaan mereka dekat dengan pulau Bali. Sehingga tak heran jika Bahasa Bali digunakan di daerah ini, karena 2 faktor tadi yang mempengaruhi.

Baca Juga: 9 Potret Menawan Pantai Tanjung Aan di NTB, Pasir Putihnya Cantik!

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya