Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wisata Adat Sade: Menyusuri Jejak Leluhur di Tengah Gempuran Modernisasi

Warga Desa Sade yang ada di Lombok. (IDN Times/Sunariyah)
Warga Desa Sade yang ada di Lombok. (IDN Times/Sunariyah)

Desa Adat Sade menjadi salah satu destinasi budaya paling terkenal di Lombok Tengah yang masih mempertahankan tradisi leluhur. Desa ini dihuni oleh masyarakat Suku Sasak yang menjaga adat istiadat secara turun-temurun. Suasana pedesaan yang asri membuat pengunjung merasa seperti kembali ke masa lampau.

Bangunan rumah adat di Sade tersusun rapi dengan arsitektur khas dari tanah liat, kayu, dan ilalang. Setiap rumah memiliki fungsi yang berbeda dan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat. Struktur bangunan ini menjadi bukti kuat bagaimana tradisi tetap lestari hingga kini.

Wisatawan yang datang tidak hanya melihat bangunan, tetapi juga kehidupan sehari-hari warga. Pengalaman bertemu langsung dengan masyarakat lokal memberikan wawasan baru tentang budaya Sasak. Banyak pengunjung yang merasa kunjungannya lebih bermakna karena interaksi tersebut.

Selain budaya, Sade juga terkenal sebagai pusat tenun tradisional. Proses pembuatan kain dilakukan secara manual dari awal hingga akhir. Keahlian ini diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi kebanggaan warga setempat.

1. Rumah adat bale yang unik dan penuh filosofi

Desa Sade di Lombok. (Dok. Pribadi/Yerin Shin)
Desa Sade di Lombok. (Dok. Pribadi/Yerin Shin)

Rumah adat di Desa Sade dikenal dengan sebutan bale tani, bangunan tradisional yang dibuat dari bahan alami. Lantainya terbuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau, teknik lama yang dipercaya membuat lantai kuat dan hangat. Atapnya terbuat dari alang-alang yang mampu menjaga suhu tetap sejuk.

Setiap sudut rumah memiliki fungsi khusus yang mencerminkan nilai budaya masyarakat Sasak. Misalnya, ruang tidur dibuat sederhana dan terpisah sesuai aturan adat. Struktur bangunan ini menunjukkan bagaimana kehidupan masyarakat terbentuk dari nilai-nilai spiritual dan praktis.

Banyak wisatawan tertarik mempelajari filosofi di balik setiap bangunan. Pemandu lokal akan menjelaskan makna simbolis rumah adat tersebut dengan sangat detail. Hal ini membuat kunjungan terasa lebih edukatif dan mengesankan.

2. Tradisi menenun yang diwariskan turun-temurun

Desa Sade di Lombok (eksplorer.id)
Desa Sade di Lombok (eksplorer.id)

Desa Sade dikenal sebagai sentra tenun tradisional yang mayoritas dikerjakan oleh perempuan. Dalam budaya Sasak, seorang perempuan dianggap belum siap menikah jika belum mahir menenun. Karena itu, keterampilan ini menjadi bagian penting dari pendidikan anak perempuan.

Proses menenun dilakukan secara manual menggunakan alat tenun tradisional yang disebut gedogan. Dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan kreativitas untuk menghasilkan selembar kain berkualitas. Motifnya pun bervariasi, mulai dari motif geometris hingga motif khas Suku Sasak.

Wisatawan bisa menyaksikan langsung proses menenun dan membeli hasil karya warga sebagai bentuk dukungan. Pengalaman melihat proses kreatif ini membuat pengunjung semakin menghargai nilai seni dan budaya lokal. Selain itu, banyak wisatawan yang memilih menjadikan kain tenun sebagai oleh-oleh khas Lombok.

3. Pengalaman budaya melalui tarian dan pertunjukan lokal

salah satu rumah warga Desa Sade (pixabay.com/Tivistar)
salah satu rumah warga Desa Sade (pixabay.com/Tivistar)

Di beberapa momen tertentu, wisatawan bisa menyaksikan pertunjukan tari tradisional di Desa Sade. Tarian seperti Gendang Beleq atau Peresean sering ditampilkan untuk memperkenalkan budaya Sasak. Setiap pertunjukan memiliki makna sejarah yang kuat dan diwariskan secara turun-temurun.

Keunikan tarian ini terletak pada musik pengiring dan gerakan energik yang menggambarkan semangat masyarakat lokal. Pengunjung dapat melihat bagaimana seni tradisional tetap dijaga meski perkembangan modern semakin pesat. Suasana menjadi semakin meriah ketika warga ikut berpartisipasi dalam pertunjukan.

Selain itu, pengunjung juga dapat mempelajari nilai-nilai dan pesan moral dari setiap pertunjukan. Hal ini menjadikan kunjungan ke Sade bukan hanya sekadar wisata rekreasi, tetapi juga pengalaman budaya yang mendalam. Banyak wisatawan yang merasa terhubung dengan tradisi setelah melihat pertunjukan tersebut.

4. Lokasi strategis dan fasilitas ramah wisatawan

desa sade (IDN Times/alfan budiarto)
desa sade (IDN Times/alfan budiarto)

Desa Sade berlokasi sangat dekat dengan kawasan Mandalika, hanya sekitar 10–15 menit dari Pantai Kuta. Akses jalan menuju desa sudah sangat baik sehingga mudah dijangkau kendaraan roda dua maupun empat. Hal ini memudahkan wisatawan untuk memasukkan Sade dalam itinerary perjalanan sehari.

Fasilitas pendukung seperti area parkir, pemandu lokal, hingga toko suvenir tersedia di dalam desa. Pemandu akan menjelaskan setiap detail budaya dengan bahasa yang mudah dipahami. Pengalaman wisata pun terasa nyaman dan informatif.

Biaya masuk ke desa biasanya berupa donasi seikhlasnya untuk mendukung fasilitas dan pelestarian adat. Dengan konsep wisata berbasis komunitas, kunjungan ke Sade juga membantu ekonomi masyarakat setempat. Hal ini menjadikan perjalanan semakin berarti bagi wisatawan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest Travel NTB

Jadwal dan Tiket Kapal Rute Lombok-Banyuwangi Senin 1 Desember 2025

01 Des 2025, 07:51 WIBTravel