Wisata Budaya Pulau Lombok NTB yang Harus Anda Kunjungi!

Pulau Lombok harus ada di daftar kunjungan liburan Anda!

Mataram, IDN Times - Lombok merupakan salah satu pulau di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang kaya akan wisata dan budaya. Nama "Lombok" sendiri berasal dari bahasa Sasak "Lomboq," yang berarti lurus. Pulau ini memiliki bentuk yang hampir bulat dengan semacam ekor di sisi barat daya yang panjangnya sekitar 70 km.

Wisata budaya di Lombok patut dimasukkan dalam daftar kunjungan liburanmu! Dengan berkunjung, kamu akan dibuat takjub oleh keindahan alam dan budaya Pulau Lombok. Berikut beberapa destinasi wisata budaya di Pulau Lombok yang dapat kamu kunjungi.

1. Desa Bayan

Wisata Budaya Pulau Lombok NTB yang Harus Anda Kunjungi!Bayu Haristana (Instagram)

Desa Bayan merupakan salah satu wisata budaya yang masih memperkenalkan budaya asli Suku Sasak kepada para wisatawan. Di Desa Bayan pengunjung dapat melihat bangunan rumah adat dengan unsur adat yang ada di setiap dusunnya, seperti rumah adat bayan timur, rumah adat bayan barat, rumah adat karang salah, rumah adat parumbak daya.

Bangunan khas Desa Bayan ini biasanya digunakan sebagai tempat diadakannya berbagai acara adat seperti maulid adat, lebaran adat dan ritual ngaji makam.

2. Desa Sade

Wisata Budaya Pulau Lombok NTB yang Harus Anda Kunjungi!Sasak Village Sade (unplash.com)

Selain Desa Bayan yang masih kuat dalam melestarikan budaya dan adat istiadatnya, ada juga Desa Sade yang terletak di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, dan satu dusun dengan Desa Rembitan.

Desa Sade menawarkan keunikan yang menarik bagi para wisatawan yang berkunjung. Salah satunya adalah beragam tipe bale atau rumah tradisional yang ada di Desa Sade, termasuk Bale Banter, Bale Kodong, dan Bale Tani. Setiap jenis bale memiliki fungsi yang berbeda. Bale Banter berfungsi sebagai rumah pejabat desa dan tempat persidangan adat. Sementara Bale Kodong digunakan sebagai tempat tinggal bagi orang-orang lanjut usia dan mereka yang belum memiliki tempat tinggal tetap setelah menikah. Bale Tani adalah tempat tinggal bagi masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.

Selain itu, Desa Sade juga terkenal karena mempertahankan tradisi kawin culik Suku Sasak. Dalam tradisi ini, para pemuda Suku Sasak menculik calon pengantin perempuan pada malam hari. Pengantin laki-laki kemudian membawa calon istrinya ke rumah kerabatnya. Keesokan harinya, keluarga kedua belah pihak melakukan diskusi mengenai pernikahan tersebut, termasuk pembahasan mengenai mahar atau mas kawin. Jika pengantin pria menikahi wanita dari desa yang sama, mahar yang diberikan hanya sebesar Rp100 ribu. Namun, jika mempelai pria berasal dari desa atau daerah lain, mahar yang diberikan harus setara dengan dua ekor kerbau.

Baca Juga: Polda NTB Ringkus 23 Tersangka Pengeboman Ikan  

3. Taman Narmada

Wisata Budaya Pulau Lombok NTB yang Harus Anda Kunjungi!indonesian_photogenic (Instagram)

Taman Narmada terletak di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Sebagai salah satu destinasi wisata budaya yang populer di Lombok, Taman Narmada menarik banyak pengunjung. Nama taman ini diambil dari sungai Narmanadi, yang merupakan sungai suci di India. Taman ini juga merupakan replika Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak di puncak Gunung Rinjani, tempat yang biasa digunakan oleh sang Raja untuk ritual kurban.

Konon, ketika sang raja menua dan tidak mampu lagi melakukan ritual di puncak Gunung Rinjani yang tingginya mencapai 3.726 meter, ia memerintahkan para arsitek kerajaan untuk memindahkan nuansa Gunung Rinjani ke pusat istana kerajaan. Kota yang dibangun kemudian dikenal sebagai Narmada. Taman Narmada dijadikan sebagai tempat khusus bagi sang raja untuk memuja Dewa Siwa dan sebagai tempat peristirahatan.

Di dalam taman ini, terdapat sebuah pura bernama Kalasa. Untuk mencapai pura tersebut, para pengunjung harus menaiki anak tangga yang cukup banyak, mengingat desain taman ini menyerupai Gunung Rinjani. Hal ini mengingatkan pada pengalaman sang raja saat mendaki Gunung Rinjani untuk melaksanakan tradisi Pekaleman. Di bawah pura, terdapat tiga kolam yang mirip dengan kolam yang ada di Danau Segara Anak. Sebuah mata air mengalir dari atas dan mengisi kolam terakhir. Setelah melewati perjalanan menaiki anak tangga yang melelahkan, pengunjung dapat bersantai menikmati pemandangan alam yang hijau dan segar serta kolam air bersih.

Di taman ini juga terdapat tempat yang disebut Bale Agung, tempat di mana sang Raja bertemu dan berdiskusi dengan para pemimpin kerajaan. Ada juga Bale Logi yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata prajurit kerajaan.

4. Pura Suranadi

Wisata Budaya Pulau Lombok NTB yang Harus Anda Kunjungi!3prayana (Instagram)

Pura Suranadi terletak di Jalan Wisata Suranadi, Desa Selat, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Nama "Suranadi" sendiri berasal dari dua kata dengan makna yang mendalam, yaitu "Sura" yang berarti Dewa dan "Nadi" yang berarti Sungai.

Keberadaan Pura Suranadi terkait erat dengan perjalanan suci Dhang Hyang Dwijendra dalam menyebarkan agama Hindu di Lombok. Menurut legenda, Dhang Hyang Dwijendra beberapa kali beristirahat bersama rombongannya saat tiba di Lombok. Di setiap tempat beristirahat, beliau menancapkan tongkat yang selalu dibawanya. Dari tancapan tersebut, kemudian mengalir lima pancuran mata air yang diyakini berasal dari Gunung Rinjani, masing-masing dikenal sebagai mata air Toya Tabah, Toya Pabersihan, Toya Panglukatan, Tirta, dan Pangentas.

Umat Hindu percaya bahwa air suci dari lima mata air ini memiliki kekuatan penyembuhan, yang dikenal dalam bahasa Sasak sebagai "Ngentas Male". Mereka meyakini bahwa dengan berdoa dan membersihkan diri dengan air dari lima mata air tersebut, mereka akan mendapatkan kehidupan baru atau "Suranadi".

Untuk menghormati jasa Dhang Hyang Dwijendra, umat Hindu di Lombok Barat secara rutin mengadakan upacara sembahyang setiap bulan Purnama, khususnya sekitar bulan Oktober hingga November.

5. Taman Mayura

Wisata Budaya Pulau Lombok NTB yang Harus Anda Kunjungi!tjong_r.wijaya (Instagram)

Taman Mayura terletak di Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Provinsi NTB. Merupakan kombinasi unik dari taman, kolam, dan tempat ibadah. Taman Mayura didirikan pada tahun 1744 Masehi pada masa pemerintahan Kerajaan Bali di Lombok, atas prakarsa Raja A.A Made Karangasem. Awalnya bernama Taman Kelepug, diambil dari suara air yang mengalir di taman. Pada tahun 1866, Raja Karangasem merenovasi taman ini dan menggantinya menjadi Taman Mayura, diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti burung merak. Nama ini dipilih karena pada masa itu, taman ini sering dihuni ular, dan penasihat mengusulkan untuk memelihara merak sebagai cara untuk mengusir ular. Dari sinilah asal usul nama Taman Mayura.

Kawasan Taman Mayura terbagi menjadi dua area: taman dan pura. Area taman memiliki taman yang indah dengan pohon manggis mengelilinginya. Di tengah taman, terdapat bangunan bernama "Rat Kerta", yang sering digunakan untuk pertemuan, rapat, dan menerima tamu kerajaan. Sementara itu, di area pura, terdapat empat pura utama: Pura Gunung Rinjani, Ngelurah, Padmasana, dan Gedong (atau Pura Jaga Rana). Pura Gedong adalah tempat ibadah utama yang digunakan umat Hindu. Meskipun kompleks Taman Mayura terbuka untuk umum, pura hanya dibuka pada waktu-waktu tertentu.

Baca Juga: KTT WWF di Bali, Walhi NTB Desak Penghentian Privatisasi Air 

matcha kuu Photo Community Writer matcha kuu

Selesaikan apa yang sudah dimulai!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya