Sejarah tentang Taman Mayura di Kota Mataram

Kini jadi destinasi wisata religi

Bukan hanya Bali saja yang memiliki tempat wisata sejarah dan menarik untuk dikunjungi, di kawasan Pulau Lombok juga memiliki tempat wisata yang berkaitan dengan sejarah. Wisatanya juga indah dan menarik. Salah satunya adalah Taman Mayura.

Taman Mayura terletak di Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Objek wisata satu ini sangat populer di kalangan masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara. Taman Mayura menawarkan sensasi wisata yang berbeda dari wisata lainnya. Kerana ketika berada di taman mayura para wisatawan akan merasakan nuansa religius. Taman mayura memiliki pura yang sering dijadikan tempat beribadah umat Hindu setempat.

Berikut adalah sejarah singkat tentang Taman Mayura yang ada di Kota Mataram.

1. Sejarah singkat

Sejarah tentang Taman Mayura di Kota MataramTaman Mayura

Taman Mayura didirikan pada saat masa berkuasa kerajaan Bali di area pulau Lombok tahun 1744 M, yang didirikan oleh Raja A.A. Made Karangasem. Pada awalnya Taman Mayura memiliki nama Taman Kelepug. 

Nama ini diambil karena suara dari mata air yang jatuh di area taman tersebut. Pada tahun 1866 Raja Karangasem merenovasi taman dan mengganti nama taman tersebut menjadi Taman Mayura. 

Arti dari Nama Mayura sendiri berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti burung merak, diberikan nama tersebut bukan tanpa adanya alasan. Menurut sejarah nama itu diberikan karena pada masa itu terdapat banyak ular di area taman. 

Dengan banyak ular di area taman sehingga para penasihat memberikan saran untuk memelihara merak agar dapat mengusir keberadaan ular tersebut. Dari alasan tersebutlah taman ini di berikan nama Taman Mayura. 

Baca Juga: Taman Narmada, Wisata Penuh Sejarah Masa Lalu di Lombok Barat

2. Dua nuansa berbeda

Sejarah tentang Taman Mayura di Kota MataramTaman Mayura

Para wisatawan yang datang ke Taman Mayura maka mereka akan merasakan dua nuansa yang sangat berbeda. Karena wilayah Taman Mayura ini terbagi menjadi dua bagian.

Wilayah pertama ialah wilayah pura yang berada di Taman Mayura yang menciptakan nuansa religius ketika berada di sini. Dan wilayah kedua adalah wilayah taman itu sendiri yang terdapat pepohonan dan tumbuhan yang menciptakan nuansa asri dan sejuk ketika berada di taman mutiara. 

Dengan kesan inilah banyak sekali para wisatawan yang berdatangan ke Taman Mayura, wisatawan yang berdatangan ke tempat ini bukan hanya dapat bermain tetapi juga dapat sembari melakukan ibadah. 

Taman Mayura memiliki daya tarik tersendiri yang membuat para wisatawan berkunjungan ke tempat satu ini. Salah satu daya tarik Taman Mayura ialah terdapat patung yang melambangkan perbedaan antar agama, patung ini berada di bale kambang, patung yang bercirikan Muslim, Cina, dan juga Jawa. 

Dengan keberadaan patung ini membuat para wisatawan sangat menyukai tempat wisata ini. Taman Mayura tidak hanya menyajikan hiburan dan tempat ibadah tetapi taman ini memberikan berbagai macam ilmu kehidupan. 

Baca Juga: Pegon, Pakaian Adat Laki-laki Suku Sasak di Lombok

3. Tentang selendang merah

Sejarah tentang Taman Mayura di Kota MataramFoto-udara-taman-Mayura-di-Lombok-sumber-ig-@inengahsuarna

Terdapat hal unik yang sering dilakukan ketika berkunjung ke Taman Mayura, yaitu pemakaian wajib selendang kecil berwarna merah. Selendang merah diikatkan di pinggang para pengunjung, yang memiliki aturan tersendiri dalam pemakaiannya. 

Bagi wisatawan yang sudah menikah selendang akan diikatkan di pinggang dengan letak ikatan di sebelah kiri. Dan selendang akan diletakkan di sebelah kanan bagi para pengunjung yang belum menikah. 

Dan para pengunjung yang memiliki status single maka ikatan selendang akan berada di tengah pinggang. Penggunaan selendang tersebut memberikan tanda bahwa wisatawan telah memasuki area yang sangat dianggap suci maka dari itu ketika berada di dalamnya wisatawan harus tingkah laku dengan watak rama. 

4. Rute dan tiket masuk

Sejarah tentang Taman Mayura di Kota MataramTaman Mayura (@pariwisata_dilombok)

Titik awal dari pusat kota Mataram memakan waktu perjalanan kurang lebih 15 menit, dengan melewati cakranegara, dan sampailah  kepada tujuan utama yaitu Taman Mayura. 

Menuju Taman mayura dapat menggunakan kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat, dapat pula menggunakan transportasi umum dengan biaya Rp. 5.000 per orang, dengan harga yang ekonomis tersebut wisatawan akan langsung datang di tujuan utama mereka. 

Memasuki kawasan Taman Mayura para wisatawan hanya membayar tiket dengan harga Rp15.000 per orang, dengan harga tersebut wisatawan dapat menikmati keindahan dan suasana di Taman Mayura tersebut. 

Baca Juga: Menikmati Akhir Pekan di Taman Narmada Lombok Barat

Topik:

  • Linggauni
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya