Gadis Sukarara saat menenun. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lombok Tengah, Baiq Nurul Aini mengaku bangga hadirnya pusat oleh-oleh produk tenun khas NTB di Sukarara Lombok Tengah. Apalagi, dalam pembukaan pusat oleh-oleh tersebut dihadiri banyak kalangan masyarakat.
“Saya selaku Ketua Dekranasda Lombok Tengah turut bangga. Kami akan merekomendasikan kepada seluruh wisatawan yang datang ke Lombok untuk mencari oleh-oleh di Galeri Penginang Lombok,” ujarnya.
Desa Sukarara merupakan desa tenun di NTB. Pada 2023 lalu, Pemerintah Desa setempat menggelar festival menenun massal atau Begawe Jelo Nyesek menghadirkan sebanyak 2.023 penenun yang berasal dari Desa Sukarara.
Event tersebut memecahkan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan jumlah penenun terbanyak. Sesuai kearifan lokal masyarakat setempat, seorang gadis atau perempuan tidak boleh menikah sebelum mahir dalam seni tenun.
Jika ada yang melanggar, maka siap-siap saja dikenakan sanksi membayar denda sesuai keputusan tetua adat setempat. Aturan turun temurun yang membuat semua gadis Sukarara mahir dalam seni menenun kain tenun Sukarara.