10 Hal yang Harus Kamu Tahu Sebelum Ikut 'Bau Nyale' di Lombok

Nyale yang merupakan sebutan untuk sejenis cacing yang dipercayai oleh masyarakat suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai jelmaan Putri Mandalika. Putri Mandalika sendiri adalah tokoh cerita dalam hikayat kuno Sasak. Ia disebut sebagai anak dari raja yang pernah memerintah di negeri Lombok yaitu pasangan Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting dari Kerajaan Tonjang Beru.
Dalam kisah kuno yang beredar di tengah masyarakat Sasak, Putri Mandalika yang cantik jelita rela menceburkan dirinya ke laut karena tak ingin terjadi peperangan dan pertumpahan darah sebab banyaknya pangeran yang berlomba-lomba untuk memperistrinya. Dikisahkan bahwa setelah sang putri menceburkan diri ke laut, muncullah nyale yang diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika.
Itulah sekilas kisah sang Putri Mandalika yang kisahnya hingga masa kini masih terus dikenang dan diabadikan oleh masyarakat Sasak di Lombok dalam sebuah upacara peringatan yang disebut bau nyale. Seperti apa perayaan bau nyale yang setiap tahunnya menarik antusiasme warga tersebut dan apa saja fakta-fakta menarik tentang festival bau nyale? Yuk kita simak bersama!
1. Bau nyale adalah istilah bahasa Sasak yang memilki arti menangkap nyale. Nyale sendiri merupakan sebutan untuk sejenis cacing laut
2. Bau nyale adalah tradisi lama masyarakat Sasak yakni suku terbesar yang mendiami Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga: Melihat Semarak Perayaan HUT ke-77 Kemerdekaan RI di NTB
3. Tradisi bau nyale menjadi festival budaya yang digelar setiap tahunnya di Pantai Kuta, Mandalika, Lombok Tengah dan pantai-pantai sekitarnya
4. Festival bau nyale selalu diminati tak hanya oleh masyarakat setempat namun juga oleh wisatawan domestik hingga mancanegara. Peserta bau nyale bisa mencapai hingga puluhan ribu orang
5. Bau nyale biasanya diselenggarakan bertepatan dengan bulan Februari
6. Bau nyale dimulai sejak tengah malam. Sekitar pukul 03.00 dini hari ribuan peserta bau nyale tumpah ke tengah laut
7. Uniknya, untuk memancing agar nyale muncul lebih banyak, peserta bau nyale meneriakinya dengan umpatan-umpatan jorok dan kotor
8. Sorok, lampu senter, ember hingga peralatan sederhana lainnya jadi peralatan wajib untuk menangkap nyale
9. Saat air surut atau sekitar pukul 06.00 WITA, peserta bau nyale semakin banyak bertebaran hingga ke tengah laut dan tak lupa menyisir bebatuan karang mencari nyale
10. Nyale yang ditangkap biasanya dijadikan santapan, dijual, hingga oleh warga setempat dijadikan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah pertanian
Itulah sekilas sejarah Putri Mandalika yang melegenda dan fakta-fakta menarik tentang festival bau nyale.
Gimana, apakah kamu tertarik ingin mengikuti festival bau nyale di Lombok?
Baca Juga: Mengenal Ragam Fauna Taman Nasional Gunung Rinjani, Apa Saja?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.