Lombok Tengah, IDN Times - Menghabiskan waktu liburan di Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat (NTB) sepertinya tampaknya tidak akan cukup jika sehari dua hari.
Sebab, begitu banyak tempat wisata yang bisa dieksplore di tempat indah ini. Salah satunya, Desa Adat Sade yang berlokasi di Rembitan Lombok Tengah ini.
Tidak hanya menyuguhkan atraksi budaya, tetapi juga berbagai tradisi unik yang masih di pegang oleh warga Sade. Pantengin yuk guys!
Desa Adat Sade dapat ditempuh dari Kota Mataram dengan menggunakan kendaraan transportasi darat, baik roda dua maupun roda 4. Jarak tempuh sekitar 1 jam.
Meski demikian, Desa Sade berada tidak jauh dari Lokasi Sirkuit Mandalika Lombok Tengah. Desa Sade sendiri mulai ramai oleh turis sejak Tahun 1989 silam hingga sekarang loh.
Desa Adat Sade selalu ramai pengunjung, terutama di hari libur!
Di Desa Sade, pengunjung akan disuguhkan berbagai atraksi budaya, yakni presean dan gendang beleq. Di sini, nantinya pengunjung dapat ikut bergabung mencoba presean, yakni sebuah pertandingan antar pepadu yang dibekali dengan sebuah alat pemukul dan perisai.
Pertandingan dengan diiringi alunan musik tradisional di Lombok. Terkadang, pepadu juga berjoget mengikuti irama musik untuk mengejek lawan.
Bagi pengunjung yang hendak ke Desa Sade, tidak perlu khawatir tersesat, sebab nantinya akan dipandu oleh tour guide lokal. Selain itu, nantinya pemandu ini akan menjelaskan banyak hal tentang Desa Sade, mulai dari kebiasaan hingga mengapa Desa Sade dinobatkan sebagai desa adat.
Jadi, kamu tidak perlu khawatir jika menemui pedagang yang tidak bisa berbahasa Indonesia ya. Meski, pada dasarnya hampir semua sudah bisa berbahasa Indonesia bahkan bahasa Inggris.
Di sini, pengunjung bisa membeli oleh-oleh berupa kerajinan tangan yang berasal dari songket. Dengan berbagai bentuk, mulai dari gelang hingga baju.
Untuk harga sendiri, biasanya dipatok dari Rp60 ribu hingga Rp500 ribu. Tapi jangan sedih, jika ada barang yang kamu inginkan, kamu bisa menawar dengan harga yang kamu inginkan.
By the way ada juga loh, songket dengan motif tertentu yang juga berharga hingga Rp1 juta dan menjadi salah satu harta berharga bagi warga sasak.
Jika kamu melihat berderet kain songket dijual, sudah bisa dipastikan bahwa songket tersebut merupakan hasil karya warga Sade sendiri. Itulah sebabnya harga yang dipatok terhitung mahal, karena mereka menggunakan ATBM atau alat tenun bukan mesin.
Untuk menghasilkan satu kain, para pe-nyensek (sebutan bagi penenun songket) harus menghabiskan 1 hari hingga satu minggu, tergantung kesulitan motif dan bahan yang digunakan.
Desa Adat Sade, merupakan desa yang memang ditinggali oleh masyarakat Sasak Sade loh. Di sini, masyarakat masih menggunakan rumah dengan atap alang-alang serta lantai yang berasal dari tanah liat.
Kamu tidak akan menemukan rumah modern dengan batu bata di sini, sebab warga adat tidak memperbolehkan adanya rumah modern untuk menjaga tradisi desa ini.
Jika beruntung, kamu bisa melihat warga yang membersihkan rumahnya menggunakan kotoran sapi.
Cukup menarik kan, jika mengunjungi Lombok jangan lupa mampir ke Desa Sade ya. Kamu bisa mendapatkan berbagai pengalaman menarik di sini. Satu lagi, jangan lupa bawa uang lebih untuk belanja karya tradisional yang indah.