TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tradisi Adat dan Ritual Unik Lazim Ditemui di Pulau Lombok 

Traveling ke Nusa Tenggara Barat

Google

Lombok Tengah, IDN Times - Siapa yang tidak tahu Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB)? Pulau seribu masjid yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Namun, berkunjung ke Lombok tidak lengkap tanpa menyaksikan keindahan budaya dan ritual adanya. 

Tidak hanya pemandangan alam yang spektakuler, Lombok juga memiliki adat atau ritual menarik yang wajib lho anda ketahui.

Nah, simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Baca Juga: 6 Kerajinan Tangan Khas Lombok yang Patut Anda Jadikan Oleh-Oleh

1. Ritual Rebo Bontong

Ritual Rebo Bontong di Lombok Nusa Tenggara Barat. Foto Instagram majlis_badruttamam_ntb

Setiap tahun, pada hari Rabu terakhir Bulan Safar, masyarakat Sasak di Lombok merayakan Upacara Rebo Bontong. Warga Sasak percaya, pada hari itu adalah puncak dari bencana dan penyakit, sehingga diadakan ritual untuk mengusir roh jahat.

Mereka percaya, pekerjaan tidak dapat dilakukan pada hari Rebo Bontong.

Rebo berarti Rabu dan Bontong memiliki arti pecah atau sebagai tolak bala. Hingga saat ini, upacara tersebut masih diselenggarakan oleh masyarakat di Pringgabaya dan diturunkan dari generasi ke generasi selama ratusan tahun.

Dalam upacara, orang-orang akan berduyun-duyun ke tepi sungai, lalu melompat turun untuk mandi. Mereka percaya bahwa jika mereka mandi pada hari ini, penyakit akan sembuh dalam setahun dan hubungan akan lebih kuat.

2. Ritual Bau Nyale

festival bau nyale (instagram.com/wonderfullombok)

Selain itu, ada festival budaya tradisional yang diadakan oleh masyarakat Lombok Tengah, yaitu Bau Nyale. Nama tradisi ini berasal dari Bahasa Sasak, yang meliputi kata bau yang berarti menangkap dan nyale yang berarti cacing laut dalam.

Cacing laut yang disebutkan adalah hewan yang hidup di rongga-rongga berbatu di laut.
Bau Nyale sebenarnya adalah acara berburu cacing laut yang diadakan sekitar bulan Februari dan Maret. Festival ini diadakan di Pantai Seger Kuta Lombok.

Konon cacing laut ini dianggap oleh masyarakat sebagai penjelmaan Putri Mandalika. Nyale juga hanya bertelur setahun sekali di sekitar Pantai Kuta dan Pantai Seger. Cacing yang diburu akan ditaburkan di ladang atau diubah menjadi makanan.

3. Peresean

Peresean (instagram.com/arimayadi)

Peresean dianggap oleh masyarakat Sasak sebagai ritual untuk memohon hujan di musim kemarau. Tradisi ini pada dasarnya adalah seni bela diri dan tarian Lombok yang disertai dengan ritual atau upacara.

Keduanya akan bertarung dengan pemukul yang disebut penjalin dan perisai yang disebut ende. Kelelawar adalah sejenis rotan yang ujungnya dilapisi aspal dan pecahan kaca yang digiling halus.

Selain itu, mereka juga menggunakan pelindung kulit sapi atau kulit kerbau.

4. Roah Segara

instagram.com/riekesaputri

Adat ini merupakan upacara tahunan yang diadakan oleh nelayan dan penduduk lokal Lombok Barat untuk memperingati datangnya Bulan Muharam menurut penanggalan Hijriah.

Roah Segara berarti "merawat laut".

Tradisi ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam dan hubungan yang harmonis antara alam dan manusia. Upacara Roah Segara biasanya berlangsung di Pantai Kuranji di Desa Kuranji Kabupaten Lombok Barat NTB. 

Penduduk setempat akan mengumpulkan makanan dan hasil bumi di atas nampan bambu yang disebut penulang dulang. Mereka akan memberkati persembahan dengan doa barzanji, selakaran dan zikir.

Setelah itu, nampan akan bisa dihanyutkan ke laut.

Baca Juga: 10 Universitas Terbaik di NTB Versi UniRank 2022 

Writer

saleh mc

simple humoris pekerja keras

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya