TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Hal yang Harus Kamu Tahu Sebelum Ikut 'Bau Nyale' di Lombok 

Sejarah dan fakta-faktanya menarik!

dok. pribadi/Eka Fitriani

Nyale yang merupakan sebutan untuk sejenis cacing yang dipercayai oleh masyarakat suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai jelmaan Putri Mandalika. Putri Mandalika sendiri adalah tokoh cerita dalam hikayat kuno Sasak. Ia disebut sebagai anak dari raja yang pernah memerintah di negeri Lombok yaitu pasangan Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting dari Kerajaan Tonjang Beru.

Dalam kisah kuno yang beredar di tengah masyarakat Sasak, Putri Mandalika yang cantik jelita rela menceburkan dirinya ke laut karena tak ingin terjadi peperangan dan pertumpahan darah sebab banyaknya pangeran yang berlomba-lomba untuk memperistrinya. Dikisahkan bahwa setelah sang putri menceburkan diri ke laut, muncullah nyale yang diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika.

Itulah sekilas kisah sang Putri Mandalika yang kisahnya hingga masa kini masih terus dikenang dan diabadikan oleh masyarakat Sasak di Lombok dalam sebuah upacara peringatan yang disebut bau nyale. Seperti apa perayaan bau nyale yang setiap tahunnya menarik antusiasme warga tersebut dan apa saja fakta-fakta menarik tentang festival bau nyale? Yuk kita simak bersama!

1. Bau nyale adalah istilah bahasa Sasak yang memilki arti menangkap nyale. Nyale sendiri merupakan sebutan untuk sejenis cacing laut

dok. pribadi/Eka Fitriani

Baca Juga: Melihat Semarak Perayaan HUT ke-77 Kemerdekaan RI di NTB

2. Bau nyale adalah tradisi lama masyarakat Sasak yakni suku terbesar yang mendiami Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

dok. pribadi/Eka Fitriani

3. Tradisi bau nyale menjadi festival budaya yang digelar setiap tahunnya di Pantai Kuta, Mandalika, Lombok Tengah dan pantai-pantai sekitarnya

dok. pribadi/Eka Fitriani

4. Festival bau nyale selalu diminati tak hanya oleh masyarakat setempat namun juga oleh wisatawan domestik hingga mancanegara. Peserta bau nyale bisa mencapai hingga puluhan ribu orang

dok. pribadi/Eka Fitriani

5. Bau nyale biasanya diselenggarakan bertepatan dengan bulan Februari

dok. pribadi/Eka Fitriani

6. Bau nyale dimulai sejak tengah malam. Sekitar pukul 03.00 dini hari ribuan peserta bau nyale tumpah ke tengah laut

dok. pribadi/Eka Fitriani

7. Uniknya, untuk memancing agar nyale muncul lebih banyak, peserta bau nyale meneriakinya dengan umpatan-umpatan jorok dan kotor

dok. pribadi/Eka Fitriani

8. Sorok, lampu senter, ember hingga peralatan sederhana lainnya jadi peralatan wajib untuk menangkap nyale

dok. pribadi/Eka Fitriani

9. Saat air surut atau sekitar pukul 06.00 WITA, peserta bau nyale semakin banyak bertebaran hingga ke tengah laut dan tak lupa menyisir bebatuan karang mencari nyale

dok. pribadi/Eka Fitriani

Baca Juga: Mengenal Ragam Fauna Taman Nasional Gunung Rinjani, Apa Saja? 

Verified Writer

Eka Fitriani

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya