Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bagaimana Lionel Messi bangkit setelah kalah di Final Piala Dunia 2014? (Agencia Brasil/Wikimedia Commons)
Bagaimana Lionel Messi bangkit setelah kalah di Final Piala Dunia 2014? (Agencia Brasil/Wikimedia Commons)

Tahun 2014 menjadi salah satu momen paling menyakitkan dalam karier Lionel Messi. Di final Piala Dunia Brasil, Argentina harus mengakui keunggulan Jerman melalui gol Mario Gotze di perpanjangan waktu. Messi yang saat itu menjadi kapten Argentina terlihat begitu hancur ketika menerima penghargaan Golden Ball sebagai pemain terbaik turnamen. Trofi individu terasa hampa tanpa gelar yang paling ia idamkan untuk negaranya.

Namun, kekalahan itu bukan akhir dari cerita. Justru dari titik terendah itulah Messi memulai perjalanan bangkit. Dalam beberapa tahun berikutnya, ia berjuang melawan kritik, tekanan publik, bahkan sempat pensiun dari tim nasional. Kisah kebangkitannya adalah contoh nyata tentang ketekunan, kesabaran, dan dedikasi yang luar biasa dalam dunia sepak bola.

Berikut ulasan tentang bagaimana Lionel Messi bangkit setelah kalah di final Piala Dunia 2014?

1. Luka mendalam di maracana

Bagaimana Lionel Messi bangkit setelah kalah di Final Piala Dunia 2014? (AFP PHOTO/PEDRO UGARTE)

Final Piala Dunia 2014 di Stadion Maracana adalah momen yang akan selalu diingat Messi. Harapan seluruh bangsa Argentina ada di pundaknya. Ia sudah membawa timnya sejauh itu, mencetak gol-gol penting, dan menjadi roh permainan. Namun ketika peluit panjang berbunyi, Argentina kalah 0-1 dari Jerman. Messi hanya bisa berjalan lemas, menunduk, dan menatap kosong ke langit stadion.

Bagi banyak penggemar, Messi dianggap gagal merebut warisan Maradona, membawa Argentina menjadi juara dunia. Meski mendapat Golden Ball, kritik deras datang dari media dan publik yang menganggap trofi itu hanya penghibur belaka. Rasa sakit itu begitu dalam, bahkan bertahun-tahun setelahnya Messi masih menyebut kekalahan di Maracana sebagai salah satu momen paling pahit dalam hidupnya.

2. Tekanan berat dan kritik tanpa henti

Bagaimana Lionel Messi bangkit setelah kalah di Final Piala Dunia 2014? (Agencia Brasil/Wikimedia Commons)

Kegagalan di final Piala Dunia membuat Messi dihujani kritik dari berbagai pihak. Banyak yang menilai ia tidak bisa tampil maksimal di laga besar. Ada pula yang membandingkannya dengan Diego Maradona yang berhasil membawa Argentina juara Piala Dunia 1986. Perbandingan ini membuat Messi semakin terbebani setiap kali mengenakan seragam Albiceleste.

Tekanan itu semakin bertambah setelah Argentina juga gagal di dua final Copa America berturut-turut pada tahun 2015 dan 2016 melawan Chile. Messi bahkan sempat memutuskan pensiun dari tim nasional setelah gagal mengeksekusi penalti di final Copa America Centenario 2016. Air mata yang jatuh saat wawancara seusai laga itu menunjukkan betapa berat beban yang ia tanggung.

3. Kembali dan menemukan kekuatan baru

Bagaimana Lionel Messi bangkit setelah kalah di Final Piala Dunia 2014? (Getty Images/FIFA/Michael Regan)

Meski memutuskan pensiun, cinta Messi pada Argentina tak bisa padam. Desakan publik, rekan setim, dan rasa tanggung jawab membuatnya kembali ke tim nasional. Keputusan itu menjadi titik balik. Messi mulai mengubah pendekatannya, lebih menikmati permainan, dan mencoba melepaskan sebagian tekanan yang membelenggunya.

Kembalinya Messi disambut hangat, dan perlahan ia kembali menunjukkan kepemimpinan yang lebih matang. Dari sekadar seorang pemain berbakat, ia berkembang menjadi kapten sejati yang memotivasi rekan-rekannya. Messi bukan hanya sosok yang diandalkan di lapangan, tetapi juga teladan dalam mentalitas juang.

4. Puncak kebangkitan: Copa America 2021 dan Piala Dunia 2022

Bagaimana Lionel Messi bangkit setelah kalah di Final Piala Dunia 2014? (Getty Images/Mike Egerton)

Setelah bertahun-tahun gagal, akhirnya kebangkitan Messi terwujud di Copa America 2021 di Brasil. Di stadion Maracana, tempat luka lama 2014, Messi bersama Argentina berhasil menaklukkan tuan rumah dan meraih trofi internasional pertamanya. Air matanya saat merayakan kemenangan itu menjadi simbol pelepasan beban panjang yang ia tanggung.

Namun kisahnya tidak berhenti di sana. Puncak kebangkitan Messi hadir di Piala Dunia 2022 di Qatar, ketika ia berhasil membawa Argentina menjadi juara dunia setelah mengalahkan Prancis dalam final yang dramatis. Dari rasa sakit di 2014, kritik, pensiun singkat, hingga akhirnya meraih impian terbesar, perjalanan Messi adalah kisah ketabahan yang akan selalu dikenang dalam sejarah sepak bola.

Kekalahan di final Piala Dunia 2014 mungkin menjadi salah satu titik terendah dalam hidup Lionel Messi. Namun dari kegagalan itu, ia menemukan kekuatan baru untuk bangkit. Dengan kerja keras, kesabaran, dan dedikasi, ia berhasil membalikkan cerita dari “nyaris juara” menjadi legenda sejati yang mengangkat trofi paling bergengsi di dunia sepak bola.

Kisah Messi membuktikan satu hal penting, kadang, kekalahan paling pahit adalah fondasi dari kemenangan paling manis.

Demikian ulasan tentang bagaimana Lionel Messi bangkit setelah kalah di final Piala Dunia 2014?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team