Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pembalap MotoGP, Pedro Acosta. (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP, Pedro Acosta. (IDN Times/Linggauni)

Lombok Tengah, IDN Times - Pedro Acosta tampil konsisten di MotoGP Mandalika 2025 meski harus berjibaku dan "mengatur napas" melawan deretan motor pabrikan besar. Pembalap muda KTM itu berhasil finis di tiga besar setelah duel sengit dengan Alex Marquez, Brad Binder dan Fermin Aldeguer. Hasil ini semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu pembalap muda paling potensial di grid musim ini.

Acosta mengaku puas dengan hasil balapan, apalagi setelah sempat merasakan sakit di bahu akibat insiden sehari sebelumnya. Dengan kondisi seperti itu, finis di posisi lima besar terasa seperti kemenangan kecil baginya.

“Kami harus tetap bahagia dengan hasil akhir pekan ini. Setelah rasa sakit di bahu, bisa bertarung dan finis seperti ini sudah luar biasa,” ujar Acosta di Sirkuit Mandalika, Minggu (5/10/2025).

Meski begitu, pembalap berusia 21 tahun itu sadar perjuangan masih panjang. Ia menekankan pentingnya membangun performa secara bertahap untuk bisa menembus podium secara konsisten.

“Kami makin dekat, tapi langkahnya harus kecil dan terukur. Targetnya sekarang adalah bisa bertarung untuk podium di setiap akhir pekan,” katanya menegaskan.

1. Bertarung dengan motor yang lebih cepat

Pembalap MotoGP, Pedro Acosta di Sirkuit Mandalika, Jumat (3/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Salah satu tantangan terbesar bagi Acosta di Mandalika adalah menghadapi motor-motor seperti Ducati yang memiliki keunggulan di trek lurus. Ia menyebut dirinya harus pintar dalam mengatur ritme balapan agar tetap bisa bersaing hingga lap terakhir. Kondisi lintasan yang panas juga membuatnya harus berhati-hati menjaga tekanan ban depan dan belakang.

Acosta menyadari bahwa perbedaan performa antara motor KTM dan Ducati cukup terasa, terutama di sektor akselerasi. Namun, ia menolak menyerah begitu saja dan justru menjadikan hal itu sebagai motivasi untuk tampil lebih maksimal.

“Tidak mudah bertarung dengan motor yang punya tenaga lebih besar dan bisa pakai ban soft, tapi kami tetap memberikan yang terbaik,” ungkapnya.

Ia juga memuji kerja keras tim KTM yang selalu memberikan dukungan penuh, bahkan setelah kesalahan di balapan sebelumnya. Menurut Acosta, semangat kolektif itulah yang membuatnya terus berkembang dari satu balapan ke balapan berikutnya.

“Tim dan kru saya tidak pernah menyerah. Setelah kesalahan kemarin, mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk saya,” katanya.

2. Fokus kelola ban dan ritme balapan

Pedro Acosta pada sesi kualifikasi MotoGP Mandalika. (IDN Times/Linggauni)

Bagi Acosta, kunci bertahan di posisi depan adalah kemampuan mengelola ban sepanjang balapan. Mandalika dikenal sebagai sirkuit yang cepat membuat ban aus karena suhu aspal yang tinggi. Oleh karena itu, strategi dan manajemen ritme menjadi krusial untuk menjaga performa hingga akhir. Ia menyebut bahwa sejak awal sudah berusaha menekan dengan hati-hati agar tidak kehilangan grip di bagian belakang motor.

“Saya mencoba mengontrol tekanan ban belakang sebaik mungkin. Sampai lima lap terakhir, semuanya masih terasa stabil,” ujarnya.

Pendekatan tersebut terbukti efektif karena ia mampu menjaga posisi di grup terdepan selama sebagian besar balapan. Acosta menegaskan bahwa konsistensi seperti ini akan menjadi fondasi penting untuk mencapai hasil lebih baik ke depan.

3. Rasa syukur di tengah rasa sakit

Pembalap MotoGP, Pedro Acosta. (IDN Times/Linggauni)

Meski tampil kuat, Acosta sebenarnya belum pulih sepenuhnya dari cedera bahu yang dideritanya sehari sebelum race utama. Rasa nyeri masih ia rasakan sepanjang balapan, namun hal itu tak membuatnya kehilangan fokus. Ia justru menganggap tantangan itu sebagai ujian mental yang memperkuat dirinya.

Menurutnya, bertahan dalam kondisi tidak ideal dan tetap bisa bersaing adalah bukti bahwa tim dan dirinya bekerja dalam satu visi. Ia tidak ingin menjadikan cedera sebagai alasan, tapi sebagai pembelajaran menghadapi tekanan.

“Setelah rasa sakit di bahu kemarin, saya hanya berusaha bertahan dan memberikan yang terbaik,” kata Acosta.

Keberhasilannya menuntaskan balapan dengan hasil solid menjadi modal berharga menjelang seri berikutnya di Australia. Acosta yakin jika performa tim terus meningkat, mereka akan segera menembus tiga besar.

“Kami makin dekat, dan saya yakin waktunya akan datang,” pungkasnya penuh optimistis.

Editorial Team