Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Raul Fernandez pada sesi kualifikasi MotoGP di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)
Raul Fernandez pada sesi kualifikasi MotoGP di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Lombok Tengah, IDN Times - Raul Fernandez mengakhiri akhir pekan MotoGP Mandalika 2025 dengan rasa frustrasi. Pembalap Trackhouse Racing itu mengaku kesulitan besar mengendalikan motornya di lintasan panas Sirkuit Mandalika. Ia bahkan menyebut harus mengubah gaya balapnya agar tetap bisa bersaing.

Menurut Fernandez, masalah utama datang dari ban depan dan kestabilan motor. Kondisi ini membuatnya sulit melakukan pengereman di tikungan-tikungan lambat. Bahkan, ketika mencoba mengikuti racing line yang benar, kecepatannya justru menurun drastis.

“Kalau aku mengikuti jalur balap yang benar, kecepatanku justru jauh lebih lambat. Jadi aku harus melakukan balapan dengan cara yang agak aneh, bisa dibilang tidak alami,” ujar Raul Fernandez saat ditemui di paddock Sirkuit Mandalika, Minggu (5/10/2025).

1. Motor sulit dikendalikan, ban depan jadi biang kerok

Raul Fernandez pada sesi kualifikasi MotoGP Mandalika. (IDN Times/Linggauni)

Fernandez mengungkapkan bahwa kendala utama sepanjang balapan adalah sulitnya menjaga kestabilan motor, terutama saat melakukan pengereman. Kondisi ban depan yang tidak ideal membuatnya kesulitan merasakan batas traksi. Hal ini membuatnya tidak bisa menekan performa motor secara maksimal.

Menurutnya, setiap kali ia mencoba untuk memperlambat motor di tikungan lambat, bagian depan terasa “mengambang”. Ia pun terpaksa mengubah gaya membalap agar motor tetap bisa dikontrol. Namun, perubahan itu justru membuat performanya tidak konsisten di setiap lap.

“Dengan kondisi ban depan seperti ini, sangat sulit untuk menghentikan motor dan merasakan batas traksi. Aku harus membalap dengan cara yang aneh, dan itu membuatku tidak nyaman sepanjang balapan,” ujarnya.

2. Dua konfigurasi motor, tapi malah bikin bingung

Pembalap MotoGP, Raul Fernandez usai Sprint Race di Sirkuit Mandalika. (IDN Times/Linggauni)

Menariknya, Fernandez mengungkapkan bahwa timnya sempat mencoba dua konfigurasi berbeda selama akhir pekan. Tujuannya adalah menemukan setup terbaik untuk kondisi lintasan Mandalika yang panas dan menantang. Namun, eksperimen tersebut justru memperlambat proses adaptasi dan persiapan mereka.

Ia menyebut, penggunaan dua motor dengan konfigurasi berbeda membuat data yang dikumpulkan menjadi tidak konsisten. Akibatnya, tim kesulitan memahami arah pengembangan yang tepat. Hal ini berdampak pada performa motor di hari balapan utama.

“Kami menggunakan dua motor dengan konfigurasi berbeda, dan itu justru memperlambat kerja kami. Kalau aku bisa mengulang akhir pekan ini, aku akan fokus pada satu konfigurasi saja dan bekerja maksimal dari situ,” ujarnya menyesal.

3. Belajar dari Mandalika

Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Meski hasil yang didapat belum memuaskan, Fernandez mengaku banyak belajar dari pengalaman di Mandalika. Ia menilai setiap balapan selalu menjadi kesempatan untuk memahami karakter motor dan mencari solusi. Baginya, yang terpenting adalah tetap fokus dan terus berkembang bersama tim.

Fernandez juga menegaskan bahwa ia selalu datang ke setiap akhir pekan balapan dengan mental positif. Walau hasilnya tidak sesuai ekspektasi, semangatnya untuk bersaing di barisan depan tetap menyala. Ia percaya, kerja keras dan evaluasi yang tepat akan membuahkan hasil di seri berikutnya.

“Aku selalu memulai akhir pekan dengan niat melakukan yang terbaik. Kalau hasil maksimal minggu ini seperti ini, kami harus menganalisis dan memperbaikinya untuk balapan selanjutnya,” tutupnya.

Editorial Team