Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Joan Mir pada sesi kualifikasi MotoGP di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)
Joan Mir pada MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Intinya sih...

  • Joan Mir mengalami masalah ban belakang yang tidak bekerja maksimal

  • Sirkuit Mandalika dinilai sebagai mimpi buruk tahun ini karena sulitnya menjaga suhu ban

  • Motor Joan Mir nyaris mustahil dikendarai akibat masalah pada ban belakang

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lombok Tengah, IDN Times - Joan Mir meninggalkan Sirkuit Mandalika dengan wajah kecewa pada Minggu (5/10/2025). Selain performa motor, Mir juga menyoroti aspek keselamatan setelah melihat kecelakaan yang dialami Marc Marquez dan Marco Bezzecchi. Ia mengaku berada tepat di belakang Marquez saat insiden terjadi, sehingga ia dapat melihat langsung kondisi gravel trap yang dianggap berbahaya.

“Aku lihat sendiri, ada undakan di gravel yang bikin situasi makin parah,” ujarnya.

Menurut Mir, permukaan gravel dengan undakan tajam bisa memperburuk dampak kecelakaan. Ia bahkan menilai area tersebut seharusnya diganti dengan aspal demi keselamatan pembalap.

“Kalau di situ aspal, pasti jauh lebih aman buat kami,” ucapnya tegas.

Pembalap asal Spanyol itu berharap Komisi Keselamatan MotoGP meninjau ulang desain area run-off di beberapa tikungan Mandalika. Ia menyebut insiden seperti yang dialami Marquez dan Bezzecchi tidak boleh terulang.

“Kami harus bahas ini lebih lanjut, karena akibatnya bisa fatal,” tutup Mir.

1. Masalah ban bikin motor Mir terasa aneh

Joan Mir pada sesi kualifikasi MotoGP Mandalika. (IDN Times/Linggauni)

Selain soal gravel, Joan Mir membeberkan bahwa masalah utama datang dari ban belakang tipe medium yang gagal bekerja maksimal. Ia menyebut dua lap pertama sebagai “neraka kecil”, karena motornya terus kehilangan traksi di setiap tikungan. Akibatnya, ia tidak bisa menekan gas ataupun bersaing dengan pembalap lain di awal lomba.

Menurut Mir, kondisi itu bukan karena kesalahan gaya balapnya, melainkan murni karena ban yang tak kunjung panas.

“Bukan karena aku mencoba menyalip lalu jatuh. Aku hanya berusaha memanaskan ban, tapi di setiap titik pengereman aku malah keluar jalur,” ujarnya.

Situasi ini membuat Mir frustrasi karena kesempatan meraih podium hilang begitu saja. Ia berharap tim segera mencari tahu penyebabnya agar tidak terulang di balapan berikutnya.

“Kami harus memahami kenapa hal ini terjadi, dan memperbaikinya untuk masa depan,” tutupnya.

2. Trek Mandalika dinilai sebagai mimpi buruk tahun ini

Pembalap MotoGP di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Mir juga menyoroti kondisi Sirkuit Mandalika yang menurutnya lebih sulit tahun ini dibanding musim sebelumnya. Ia menilai karakter lintasan dan konstruksi ban yang digunakan membuat banyak pembalap kesulitan menjaga suhu ban.

“Entah kenapa tahun ini trek ini benar-benar seperti mimpi buruk bagi semua pembalap,” ungkapnya.

Menurutnya, hal ini juga menyebabkan kecepatan balapan menjadi jauh lebih lambat dari biasanya. Para pembalap harus mengontrol motor secara hati-hati dan tidak bisa tampil agresif seperti biasanya.

“Balapannya jadi lambat banget, semua harus hati-hati. Gak ada yang bisa benar-benar menekan, kecuali Fermin,” tambah Mir.

Meski kecewa, Mir menilai kondisi ini juga membuka peluang bagi banyak pembalap untuk tampil mengejutkan. Ia menyebut balapan kali ini penuh kejutan karena siapa pun bisa saja naik podium.

“Siapa pun sebenarnya bisa finis di podium hari ini,” katanya sambil tersenyum kecut.

3. Motor nyaris mustahil dikendarai

Pembalap MotoGP di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Setelah tampil solid di sesi-sesi sebelumnya, pembalap Repsol Honda itu gagal menuntaskan balapan dengan hasil yang diharapkan. Ia mengaku kehilangan kesempatan besar untuk bersaing di podium akibat masalah pada ban belakang.

Mir menyebut motornya nyaris mustahil dikendarai di dua lap pertama. Ban belakang medium miliknya gagal mencapai suhu optimal, membuat performa motor tidak stabil.

“Motornya benar-benar gak bisa dikendarai. Dua lap pertama untuk memanaskan ban itu mustahil,” ujar Mir dengan nada kesal.

Mir menambahkan bahwa masalah teknis ini harus segera dianalisis timnya. Ia menegaskan, bukan karena kesalahan strategi atau start yang buruk, tetapi murni karena grip ban yang hilang sejak awal balapan.

“Kami kehilangan sesuatu secara teknis hari ini, dan kami harus mencari tahu apa yang terjadi,” katanya menegaskan.

4. Puji Fermin Aldeguer

Fermin Aldeguer pada sesi kualifikasi MotoGP Mandalika. (IDN Times/Linggauni)

Di tengah kekacauan teknis dan insiden di lintasan, Joan Mir tak lupa memberikan pujian kepada Fermin Aldeguer yang tampil impresif. Menurutnya, pembalap muda itu menunjukkan semangat luar biasa untuk meraih hasil terbaik.

“Dia masih muda, haus akan kemenangan, dan bekerja dengan tim yang hebat,” kata Mir.

Mir menilai performa Aldeguer bukan semata keberuntungan, tapi hasil kerja keras dan konsistensi. Ia mengaku tak menganalisis detail gaya balap juniornya itu, namun kagum dengan kematangannya di lintasan.

“Hasil yang dia dapat adalah konsekuensi dari kerja yang benar,” tambahnya.

Meski kecewa dengan hasil pribadinya, Mir menilai kehadiran pembalap muda seperti Aldeguer membawa warna baru di MotoGP. Ia berharap kompetisi di musim depan semakin ketat dan menarik.

“Kalau dia terus tampil seperti ini, dia akan jadi ancaman serius buat siapa pun,” tutup Mir.

Editorial Team